Tugas
MODAL SOSIAL DAN CIVIL SOCIETY
OLEH :
F1B3 14 012
PROGRAM STUDI TEKNIK TAMBANG KONS. REKAYASA SOSIAL
TAMBANG
FAKULATAS
ILMU DAN
TEKNOLOGI KEBUMIAN
UNIVERSITAS
HALU OLEO
KENDARI
2016
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah hirabbil ‘alamin,
segala puja dan puji syukur tak hentinya penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayat-Nya yang tercurah untuk
hamba-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan Tugas
: “Modal Sosial Dan Civil Society,”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu Tugas
Mata Kuliah Modal
Sosial Dan Civil Society. Penulis
menyadari bahwa terselesaikannya penulisan Makalah ini tidak lepas dari
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besearnya kepada kepda berbagai pihak tersebut.
Penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari Makalah
ini baik dari materi maupun teknik penyajiannya,
mengingat kekurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karna itu kritik
dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Kendari, 11
Juli 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
I. 1 Latar
Belakang
I. 2 Rumusan masalah
I. 3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kepercayaan
2.2 Jejaring Sosial
2.3
Resiprositas
2.4
Nilai sosia
2.5
Hubungan Empat Unsur Modal Sosial Yang Terjadi di Desa
Epeesi
BAB III PENUTUP
V.1 Kesimpulan
V.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam KBBI, definisi masyarakat adalah
sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan
yang mereka anggap sama. Sedangkan dalam ruang lingkup sosiologi, masyarakat
adalah sebuah kelompok atau komunitas yang saling ketergantungan satu sama
lainnya. Pada umumnya sebutan masyarakat dipakai untuk mengacu pada suatu
kelompok individu yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Pengertian lain Masyarakat yaitu sekumpulan orang atau manusia yang membentuk suatu sistem
sosial yang didalamnya terdapat komunikasi satu sama lain dan memiliki tujuan
tertentu. Sejak dilahirkan manusia mempunyai naluri untuk hidup bergaul dengan
sesamanya. Naluri ini merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling
mendasar untuk memenuhi kebutuhan hidup lainnya, yaitu kebutuhan afeksi,
kebutuhan inklusi, dan kebutuhan kontrol. Upaya manusia dalam rangka memenuhi
kebutuhan hidupnya dilaksanakan melalui suatu proses yang disebut interaksi
sosial.
Dalam kehidupan masyarakat ada yang disebut Modal
sosial sebagai sumber daya yang dapat dipandang sebagai investasi untuk
mendapatkan sumber daya baru. Seperti diketahui bahwa sesuatu yang
disebut daya (resource) adalah sesuatu yang dapat dipergunakan untuk
dikonsumsi, disimpan dan diinvestasikan,
Dalam
modal sosilal ada empat unsur penting dalam kehidupan masyarakat yaitu
kepercayaan, jaringan sosial, resiprositas dan nilai sosial.
1.2
Rumusan Masalah
Rumusan
masalah di buatnya makalah ini yaitu :
1.
Bagaimana kepercayaan yang terjadi
di kampung ?
2.
Bagaimana jejaring
sosial yang ada di kampung ?
3.
Bagaimana resiprositas yang ada di kampung ?
4.
Bagaimana nilai sosial yang ada dikampung ?
1.3
Tujuan
Tujuan penulis membuat
makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Mengetahui bagaimana kepercayaan (trust) yang
ada di kampung.
2.
Mengetahui jejaring sosial yang ada
di kampung.
3.
Mengetahui resiprositas yang ada di kampung.
4.
Mengetahui nilai sosial yang ada dikampung.
BAB II
PEMBAHASAN
2
Kepercayaan
Pengetian Kepercayaan Menurut Para Ahli
Yaitu :
a. Moorman (1993).Kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada orang
lain dimana kita memiliki keyakinan padanya. Kepercayaan merupakan kondisi
mental yang didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks sosialnya. Ketika
seseorang mengambil suatu keputusan, ia akan lebih memilih keputusan
berdasarkan pilihan dari orang- orang yang lebih dapat ia percaya dari pada
yang kurang dipercayai.
b.
Menurut Fukuyama (1995) kepercayaan adalah harapan yang tumbuh
di dalam sebuah masyarakat yang
ditunjukkan oleh adanya perilaku jujur, teratur dan kerjasama berdasarkan
norma-norma yang dianut bersama.
c.
Rosseau,
Sitkin, dan Camere (1998), definisi kepercayaan dalam berbagai konteks yaitu
kesediaan seseorang untuk menerima resiko. Diadaptasi dari definisi tersebut,
Lim et al (2001) menyatakan kepercayaan konsumen dalam berbelanja internet
sebagai kesediaan konsumen untuk mengekspos dirinya terhadap kemungkinan rugi
yang dialami selama transaksi berbelanja melalui internet, didasarkan harapan
bahwa penjual menjanjikan transaksi yang akan memuaskan konsumen dan mampu
untuk mengirim barang atau jasa yang telah dijanjikan.
d.
Shaw (1997) Kepercayaan
merupakan hal yang penting karena membantu mengatur kompleksitas, membantu
mengembangkan kapasitas aksi, meningkatkan kolaborasi dan meningkatkan
kemampuan pembelajaran organisasi. Kunci yang sangat penting dalam membangun
kepercayaan yang tinggi dalam organisasi adalah pencapaian hasil, bertindak
dengan integritas, dan pendemonstrasian perhatian. Peningkatan tingkat
kepercayaan membutuhkan keseimbangan dari hal-hal penting yang telah tersebut
di atas, meskipun ada konflik di antara para pihak dalam organisasi.
Tindakan penyeimbangan membutuhkan desain organisasi yang dapat mendukung kepercayaan, baik struktur organisasi maupun budaya tidak formal
Tindakan penyeimbangan membutuhkan desain organisasi yang dapat mendukung kepercayaan, baik struktur organisasi maupun budaya tidak formal
Cara
Membangun Kepercayaan
Menurut Anonim (2011) kepercayaan tidak
akan tercapai dengan sendirinya, memerlukan proses untuk membangun kepercayaan
secara terus menerus.
Ada lima dasar
untuk membangun kepercayaan :
1.
IntegritasIntegritas pribadi merupakan jaminan terutama untuk dipercayai
orang lain. Jika kita kehilangan integritas, maka kita pun sulit meraih
kepercayaan dari orang lain. Kejujuran selalu lebih berharga daripada
kemunafikan yang paling memikat sekalipun. Orang akan menaruh respek pada
sebuah kejujuran. Dan kita akan merasa sangat lega dan langgeng jika diterima
dan dipercayai sebagaimana adanya kita.
2.
KebajikanKebajikan itu hakiki. Jika kita memiliki sumbernya, maka
kebajikan takkan habis-habisnya. Seumpama benih yang hidup, jika ditanam ia
akan menumbuhkan kepercayaan.Kebajikan ditunjukkan melalui keteladanan hidup
dan perbuatan baik. Tanpa kebajikan, siapa yang akan mempercayai kita
3.
WaktuPepatah mengatakan, waktu adalah penguji terbaik. Melewati kurun
waktu, suatu hubungan akan semakin teruji. Kepercayaan dibangun seumur hidup,
jadi pertahankanlah seumur hidup.
4.
PertanggungjawabanBanyak orang ingin dipercaya, namun merasa takut dengan
pertanggungjawaban. Mengapa ? Karena mereka tidak menjadi diri sendiri apa
adanya. Padahal integritas dan pertanggungjawaban bagaikan koin dengan dua
sisi. Sekali kita berintegritas, otomatis kita pasti dapat memberi
pertanggungjawaban.
5.
BuktiBukti adalah konfirmasi dari sebuah kepercayaan. Apakah kita
dapat membuktikan kompetensi yang dimiliki ? Janji-janji yang ditepati ? Ucapan
dan tindakan yang selarasKonfirmasi yang positif akan membangun dan semakin
memperkuat sebuah kepercayaan.
3
Jejaring Sosial
Pengertian Jejaring sosial
atau jaringan sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari
simpul-simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang diikat dengan
satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman,
keturunan, dll. Analisis jaringan sosial memandang hubungan sosial sebagai simpul
dan ikatan. Simpul adalah aktor individu di dalam jaringan, sedangkan
ikatan adalah hubungan antar aktor tersebut. Bisa terdapat banyak jenis ikatan
antar simpul. Penelitian dalam berbagai bidang akademik telah menunjukkan bahwa
jaringan sosial beroperasi pada banyak tingkatan, mulai dari keluarga hingga
negara, dan memegang peranan penting dalam menentukan cara memecahkan masalah,
menjalankan organisasi, serta derajat keberhasilan seorang individu dalam
mencapai tujuannya. Dalam bentuk yang paling sederhana, suatu jaringan sosial
adalah peta semua ikatan yang relevan antar simpul yang dikaji. Jaringan
tersebut dapat pula digunakan untuk menentukan modal sosial seorang individu.
Konsep ini sering digambarkan dalam diagram jaringan sosial yang mewujudkan simpul
sebagai titik dan ikatan sebagai garis penghubungnya
ada beberapa hal yang merupakan ciri-ciri utama dari jaringan
sosial, yaitu:
a. Titik-titik,
merupakan titik-titik yang dihubungkan satu dengan lainnya oleh satu atau
sejumlah garis yang dapat merupakan perwujudan dari orang, peranan, posisi,
status, kelompok, tetangga, organisasi, masyarakat, negara dan sebagainya.
b. Garis-garis,
merupakan penghubung atau pengikat antara titik-titik yang ada dalam suatu
jaringan sosial yang dapat berbentuk pertemuan, kekerabatan, pertukaran,
hubungan superordinat-subordinat, hubungan-hubungan antarorganisasi,
persekutuan militer dan sebagainya.
c. Ciri-ciri
struktur. Pola dari garis yang menghubungkan serangkaian atau satu set
titik-titik dalam suatu jaringan sosial dapat digolongkan dalam jaringan sosial
tingkat mikro atau mikro, tergantung dari gejala-gejala yang diabstraksikan.
Contoh dari jaringan tingkat mikro yang paling dasar adalah suatu jaringan yang
titik-titiknya terdiri atas tiga buah yang satu sama lainnya dihubungkan oleh
garis-garis yang mewujudkan segitiga yang dinamakan triadic balance (keseimbangan
segitiga); sedangkan contoh dari jaringan tingkat makro ditandai oleh sifatnya
yang menekankan pda hubungan antara sistem atau organisasi, atau bahkan
antarnegara.
d. Konteks
(ruang). Setiap jaringan dapat dilihat sebagai terwujud dalam suatu ruang yang
secara empiris dapat dibuktikan (yaitu secara fisik), maupun dalam ruang
yang didefenisikan secara sosial, ataupun dalam keduanya. Misalnya, jaringan
transportasi selalu terletak dalam suatu ruangan fisik, sedangkan jaringan
perseorangan yang terwujud dari hubungan-hubungan sosial tidak resmi yang ada
dalam suatu organisasi adalah suatu contoh dari suatu jaringan yang terwujud
dalam satu ruang sosial.
e. Aspek-aspek
temporer. Untuk maksud-maksud sesuatu analisa tertentu, sebuah jaringan sosial
dapat dilihat baik secara sinkronik maupun secara diakronik, yaitu baik sebagai
gejala yang statis maupun dinamis.
4
Resiprositas
Secara sederhana resiprositas berarti pertukaran timbal balik
antar individu atau antar kelompok yang selalu ada dalam setiap lapisan
masyarakat baik antar individu maupun antar kelompok. Sedangkan menurut ilmu
sosiologi yaitu. Namun, Polanyi menambahkan landasan dengan menunjukkan
karakteristik dari pelaku pertukaran. Ia menyimpulkan bahwa tanpa adanya
hubungan simetris antar kelompok atau antar individu, maka resiprositas
cenderung tidak akan berlangsung. Hubungan simetris yang dimaksud ini merupakan
hubungan sosial, masing-masing pihak menempatkan diri dalam kedudukan dan
peranan yang sama saat proses pertukaran berlangsung.
Sebagai contoh saat seorang petani mengadakan selamatan dan
mengundang tetangga-tetangganya. Kepala desa juga melakukan hal seperti itu di
waktu yang lain. Pada aktivitas tersebut keduanya tidak menempatkan diri pada
kedudukan sosial yang berbeda. Mereka sejajar sebagai warga kelompok keagamaan,
meskipun sebagai warga desa mereka mempunyai derajat kekayaan dan prestise
sosial yang berbeda-beda. Hal ini menunjukkan adanya posisi sosial yang sama,
pada suatu saat menjadi pengundang dan saat lain menjadi yang diundang.
4. Nilai sosial
A. Pengertian
Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh
suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk
oleh masyarakat. Sebagai contoh, orang menanggap menolong memiliki nilai baik,
sedangkan mencuri bernilai buruk.
Woods
Mendefinisikan nilai sosial sebagai
petunjuk umum yang telah berlangsung lama, yang mengarahkan tingkah laku dan
kepuasan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menentukan sesuatu itu dikatakan baik atau buruk, pantas atau tidak
pantas harus melalui proses menimbang. Hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh
kebudayaan yang dianut masyarakat. tak heran apabila antara masyarakat yang
satu dan masyarakat yang lain terdapat perbedaan tata nilai. Contoh, masyarakat
yang tinggal di perkotaan lebih menyukai persaingan karena dalam persaingan
akan muncul pembaharuan-pembaharuan. Sementara apda masyarakat tradisional
lebih cenderung menghindari persaingan karena dalam persaingan akan mengganggu
keharmonisan dan tradisi yang turun-temurun.
Drs. Suparto
Mengemukakan bahwa nilai-nilai sosial
memiliki fungsi umum dalam masyarakat. Di antaranya nilai-nilai dapat
menyumbangkan seperangkat alat untuk mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan
bertingkah laku. Selain itu, nilai sosial juga berfungsi sebagai penentu
terakhir bagi manusia dalam memenuhi peranan-peranan sosial. Nilai sosial dapat
memotivasi seseorang untuk mewujudkan harapan sesuai dengan peranannya.
Kimball Young
Mengemukakan nilai sosial adalah asumsi
yang abstrak dan sering tidak disadari tentang apa yang dianggap penting dalam
masyarakat.
Prof Dr Notonegoro, nilai sosial dibagi menjadi 3 :
a. Nilai material, yakni segala sesuatu yang
berguna bagi unsur fisik manusia, misalnya makanan, air, atau pakaian.
b. Nilai vital, yakni segala sesuatu yang
berguna bagi manusia untuk mengadakan kegiatan dan aktivitas.
c. Nilai kerohanian, yakni segala sesuatu yang
berguna bagi batin atau kerohanian manusia.
B. Klasifikasi
Berdasarkan ciri-cirinya, nilai sosial
dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu nilai dominan dan nilai mendarah daging (internalized value).
1. Nilai dominan
Nilai dominan adalah nilai yang dianggap
lebih penting daripada nilai lainnya. Ukuran dominan tidaknya suatu nilai
didasarkan pada hal-hal berikut.
2. Nilai mendarah daging (internalized
value)
Nilai mendarah daging adalah nilai yang telah menjadi
kepribadian dan kebiasaan sehingga ketika seseorang melakukannya kadang tidak
melalui proses berpikir atau pertimbangan lagi (bawah sadar). Biasanya nilai ini telah tersosialisasi
sejak seseorang masih kecil. Umumnya bila nilai ini tidak dilakukan, ia akan
merasa malu, bahkan merasa sangat bersalah. Contoh, seorang kepala keluarga
yang belum mampu memberi nafkah kepada keluarganya akan merasa sebagai kepala
keluarga yang tidak bertanggung jawab. Demikian pula, guu yang melihat siswanya
gagal dalam ujian akan merasa gagal dalam mendidik anak tersebut.
Bagi manusia, nilai berfungsi sebagai
landasan, alasan, atau motivasi dalam segala tingkah laku dan perbuatannya.
Nilai mencerminkan kualitas pilihan tindakan dan pandangan hidup seseorang
dalam masyarakat.
C. Fungsi nilai sosial
1. Memberikan seperangkat alat untuk
menetapkan harga social dari suatu kelompok.
2. Mengarahkan masyarakat dalam berfikir dan
bertingkahlaku.
3. Merupakan penentu akhir bagi manusia dalam
memenuhi peranan sosialnya.
4. Sebagai alat solidaritas bagi kelompok.
5. Sebagai alat control perilaku manusia
Hubungan Empat Unsur Modal Sosial Yang Terjadi
di Desa Epeesi Kecamatan Basala Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Indonesia
Masayarkat desa
Epeesi merupakan masyarakat yang ramah,
hidup rukun, pekerja keras, dan saling bergotong royong dalam melakukan sebuah
pekerjaan yang berkaitan dengan kepentingan umum contohnya dalam perbaikan jalan mereka melakukan gotong royong yang
disampaikan pada setiap setelah sholat
jumat bahwa besok ada gotong royong.
Dari dasar
kerukunan yang ada di dalam masyarakat desa Epeesi, kemudian berkembang menjadi lebih luas, tidak hanya kerukunan
dalam aspek sosial saja yang terjadi, tetapi kerukunan itu juga muncul dalam
hal kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi tersebut muncul karena masyarakat
memiliki kebutuhan, dan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, mereka saling
bekerjasama satu sama lain. Contoh dari kegiatan ini ketika salah satu
dari warga akan melakukan panen padi atau hal yang lainnya mereka saling
membantu yang akan melakukan pemanenan begitu juga sebaliknya.
Masyarakat di desa ini lebih suka menyelesaikan
suatu persoalan dengan jalan musyawarah, dan merekapun menghindari terjadinya
suatu pertentangan ataupun konfik di dalam masyarakat desa. Karena masyarakat
sendiri juga paham dan sadar ketika mereka saling mementingkan egonya satu sama
lain dan tidak memperdulikan orang di sekitarnya, maka yang akan terjadi adalah
permusuhan di dalamnya adapun masalah yang terjadi di masyarakat
seperti pembangunan infrastruktur desa, jalan, perselisihan tanah dan
lain-lain, seperti yang dijelaskan kepala desa Epeesi pada pidatonya pada saat
usai sholat idul fitri “ jika ada permasalahan yang ada di masyarakat harus
melapor pada pemerintah setempat supaya bisa di selesaikan dengan sepatnya”.
Jika dilihat dalam membangun sebuah kepercayaan (Trust)
pada masyarakat mereka sebagai mana
diketahui pada masyarakat desa khusunya di desa Epeesi masih kental sistem
pinjam-meminjam seperti alat pertanian maupun prabot rumah tangga pada saat ada
acara, jika sudah dipinjamkandan mereka mampu menjaganya, mengembalikan pada
waktu yang sudah di sepekati berapa lama akan di pinjam maka disini mulai
timbul rasa percaya itu melainnkan sebaliknya jika tidak bisa menjaganya
itu akan terasa ragu meminjam kedua kalinya
Pada masyarakat di desa Epeesi juga memiliki sikap saling
peduli antara satu sama lain jika salah satu anggota masyarakat terkena musibah
akan tidak sungkan-sugkan mereka saling mengunjungi utamanya keluarga mereka
itu karna mereka percaya kita tidak akan selamanya sehat jika pada nantinya kita
sakit siapa yang jenguk kita. Tetapi yang lebih utama disini keluarga.
Jika salah satu dari anggota masyarakat yang sakit akbat
jatuh serta penyakit lainnya contohnya orang yang terkena parang akibat membajak
padi mereka biasanya mereka lebih memilih memanggil orang yang sudah mempunyai
keahlian yang biasa di sebut dukun atau
tabib yang nantinya supaya tahan daranya lalu membawanya ke dokter jika memang di perlukan untuk membawanya. Di sini kita
bisa lihat mereka masih memiliki rasa kepercayaan terhadap pengobatan
tradisional.
Dalam setiap dusun terlihat kelompok-kelompok tani yang
dibentuk tujuannya yaitu jika ada bantuan dari pemerintah akan lebih mudah di
data. Dalam satu kelompok juga terdiri dari
satu ketua kelompok yang ditunjuk oleh anggotanya ataupun pemerintah
yang mempunyai kelebihan tersendiri contoh bantuan dari pemerintah yang
berbentuk kelompok yaitu:
1.
Pompa rumput/hama
2.
Jaring atau pukat
3.
Bibit ikan mas
4.
Tempelan coklat
Dari contoh diatas atas bantuan pemerintah jika salah satu anggota kelompok yang ingim
memakainya seperti pompa rumput dan jaring atau pukat harus minta ijin pada
ketua kelompok supaya di ketahui siapa yang meminjamnya. Tapi kalau tempelan
berbeda sedikit karna pemberiannya perindividu seperti kanton plastik, tali
rapia, racun hama dan pupuk biasanya dalam satu kelompok tiap dusun
Berbeda dengan kelompok
antar keluarga ini bisa dilihat dari usai lebaran yang lebih dominan
yang dikunjungi dahulu yaitu keluarga dan tetangga terdekat mereka masing-masing tidak lain untuk saling maaf-maafan. Biasanya jika mengunjungi kerabat ataupun
teman yang agak jauh seperti antara desa
maupun kecamatan biasanya berrombongan ini bisa dilihat bahwa solidaritas
antara masyarakat satu dengan yang lain sangat kental di banding di kota yang
manusianya sangat bersipan individualis
Pada saat pidatonya pada usai sholat idul fitri kepala
desa Epeesi bapak Zainal juga mengumumkan bahwa desa ini juga telah dibuka
kelompok pengajian dan pembinaan ahlak untuk anak-anak dengan tujuan dengan
dibinanya anak-anak mulai dari usia dini akan membawanya hingga dewasa bersifat
islamiah. Karana kepala desa mengangap
bahwa di pendidikan belum cukup dalam mengajarkan islam lebih dalam,
karana didalam pendidikan hanya lebih pokus saja pada pengetahuan duniawi dengan
begitu akan seimbang antara dunia dan akhirat. Karna kalau kita lihat faktanya sekarang
ini banyak orang dewasa yang membaca alqu’an yang belum lancar bahkan ada yang
tidak bisa sama sekali begitu juga dengan ahlaknya jika diajarkan ahlaknya
mulai dari dini maka anak tersebut akan mempertimbangkan jika akan melakukan
perbuatannya seperti banyak pejabat-pejabat maupun masyarakat umum sekarang
tanpa mempertimbangkan mereka melakukan hal-hal yang merugikan orang lain
seperti :
a.
Korupsi
b.
Pembunuhan
c.
Pemerkosaan
d.
Pencurian dan lain-lain.
Dari contoh diatas tentu saja akan merugikan orang lain
jika tidak ada rasa pertimbangan manusia itu sendiri maka kepala desa Epeesi
menghimbau kepada orangtua agar segera mendaftarkan anak-anak warganya maupun
dari desa lain.
Seperti yang dijelaskan diatas masyarakat desa Epeesi Kerjasama sangat antusias dalam saling membantu maupun
gotong-royong jika salah satu warga akan melakukan sebuah acara sebagian besar
masyarakatnya ikut berpartisipasi salah satu contoh jika salah satu masyarakat menanam
jagung dan ketika panen dimulai mereka
memasak dan memakan jagung tersebut
secara bersama-sama begitu juga sebaliknya disini kita bisa lihat dalam
masyarakat ini masi sangat memengankuat hubungan timbal balik atau biasa
disebut resiprositas
Contoh lain jika ada pesta pernikahan dan selamatan jauh hari sebelum acara dimulai para
tetangga maupun keluarga sudah terlihat ramai di rumah yang akan mengadakan
pesta tersebut, biasanya dari kalangan ibu-ibu membuat kue tradisional membuat
bumbu sapi atau ayam dan lain-lain. Sedangkan pihak laki-laki biasanya membuat
tenda sepagau tempat acara mengambil
kayu bakar memotong ayam sapi dan
lain-lain secara bersama hingga membersihkannya bulunya. Alat-alat yang
dibutuhkan dalam suatu acara jika warga yang buat acara tidak memiliki maka
harus meminjamkan di tetangga yang memilikinya contohnya piring yang tidak
cukup sendok panci dan lain-lain. Hal ini terus berlanjut terus- menerus pada
masyarakat hal tidak ada hukum yang mengatur atau mengontrol di dalam
masyarakat tetapi rasa kesadaran masyarakat itu sendiri jika tidak
melakukakanya maka mereka merasa bersalah di dalam hatinya.
Dalam kehidupan sehari-hari masih erat di jumpai seperti
pertukaran makanan pada tetangga, alat pertanian gotong royong ini semua
aktivitas resiprositas yang terjadi di dalam masyarakat baik antar individu
maupun kelompok proses resiprositas di jelaskan bukan resiprositas pendek dan
dalam pertukaran masing-masing pihak percaya bahwa barang dan jasa yang
diberikan akan di balas entah kapan.
Pada saat sekarang yang masyarakatnya mulai materialistik
yang membutuhkan serba uang pada masyarakat di desa Epeesi juga mulai melakukan
praktik-praktik atau biasa disebut resiprositas sebanding (pertukaran
seimbang). Ada banyak kita bisa lihat seperti :
1.
Masyarakat yang mempunyai kebun luas yang
tidak bisa mengolahnya semua maka memberikan kepada masyarakat yang kurang
mampu kemudian nanti hasilnya dibagi antara pemilik dan yang mengolahnya.
2.
Masyarakat yang akan memanen Padi, Coklat
yang luas atau sedang banyak buahya biasanya memenggil orang untuk membantunya
kemudian setelah selesai dia akan di berikan imbalan jasa.
3.
Menyemprotkan rumput atau hama pada tanaman
biasanya juga di beri imbalan kepada yang disuruh. Imbalan ini biasanya
tergantung kesepakatan atau luas yang telah
dikerja.
4.
Membantu menangkap ikan di empan dan
lain-lain.
Dari contoh diatas sangat jelas dalam masyarakat ini
sangat atau masih kuat rasa resiprositas dalam kehidupan sehari-harinya dan
meskipun sangat terlihat memang sudah ada yang namanya resiprositas sebanding tapi kenyataan bisa dilihat masih hidup rukun
bahkan saling membantu satu sama lain contohnya masyarakat yang tidak mempunyai
uang dengan membantu memanen padi atau coklat
dia akan mendapatkan uang.
Masih banyak lagi contohnya terkait dengan resiprositas yaitu masyarakat yang mempunyai empan biasanya mereka menjual
kepada masyarkat yang tidak mempunyai empang begitu juga sebaliknya dalam hal
ini tanpa di sadari dalam masyarakat desa epeesi sudah melakukan Resiprositas
Negatif (negative reciprocity) yang sudah terpengaruh
oleh sistem ekonomi uang atau pasar. Ini tidak bisa juga disalahkan masyarakat tetapi merupakan
perkembangan zaman yang materialistis yang harus diterimah oleh masyarakat itu
sendiri, karna kalau kita lihat sekarang dalam kehidupan sehari-hari yang
paling kita butuhkan yaitu uang. Tidak seperti jaman dulu sangat terlihat
pertukaran barang dengan barang, barang degan jasa dan lain-lain.
Nilai-nilai sosial yang ada
dimasyarkat ini yang masih dipertahankan salah satunya yang telah di sebutkan
di atas yaitu gotong-royong hingga saat ini dalam satu minggu biasanya
mereka melakukan kerja bakti di jalan
jika dilihat mereka sangat kompak mengapa demikian karna setiap rumah jarang
yang tidak hadir salah satunya jika orang tua tidak bisa hadir biasanya anaknya
yang hadir, jika memang keduanya dari
mereka tidak bisa hadir maka mereka
memberitahukannya kepada tetangganya kalau ada halangan yang harus benar-benar
diselesaikan karna kalau tidak diketahui mengapa tidak datang maka masyarakat
tersebut telah melanggar aturan yang telah di buat bersama yang telah disepakati
jika memang tidak bisa hadir maka harus
memberi tahukan kepada tetangga sebelah supaya tidak ada cerita di masyarakat
bahwa keluarga tersebut malas pergi gotong royong dan lain-lain.
Hal yang menarik dalam gotong
royong ini karna hanya dilakukan pada saat musim kemarau saja karna kalau musim
hujan menurut warga percuma di perbaiki
karna akan rusak lagi dan juga sibuk-sibuknya masyarakat karna bulan-bulan
tersebut merupakan waktu pemanenan seperti coklat dan padi. Hal tersebut
menandakan mereka telah melakukan melakakukan kesepakatan secara bersama jika
salah satu dari masyarakat yang melanggarnya memang tidak ada sansi secara
tertulis tetapi secara tidak langsung ada penillaian tersendiri dari masyarakat
lainnya.
Dalam kehidupan bermasyarakat
nilai seperti etika, moral, tingkah laku sangat penting untuk di jaga untuk
menjadi masyarakat yang harmonis seperti tingkah laku manusia jika buruk maka
pelaian seseorang selalu buruk begitu juga kalau ahlak baik maka penialian
seseorang akan berprasangka baik itu sebabnya kepala desa Epeesi yang telah
disebutkan diatas jika ada pertentangan di antara masyasrakat agar secepatnya
diselesaikan karana lama-kelamaan akan menjadi besar maka keharmonisan dalam
kehidupan sehari- hari hilang akibat perbuatan tersebut.
Seperti yang telah di jelaskan sebelumnya
masyarakat di desa ini masih sangat
kental jiwa tolong-menolongya salah satu contohnya jika ada acara di desa ini
warga yang selalu hadir membantu dalam
acara tersebut akan mendapatkatka penilaian tersendiri ini sagat terlihat jika
orang tersebut juga akan melakukan acara akan lebih ramai di bandingkan orang
yang jarang datang ke acara. Manfaat lain yang sering datang pada acarayang di dapatkan
akan lebih cepat mendapat bantuan dari pemerintah, mendapat Job atau proyek
yang nantinya dia dipercayai dalam hal tersebut.
Ini bukan berarti ada
perkecualian khusus dari pihak pemerintah di banding masyarakat lainnya
melainkan kepercayaan yang telah dia bangun bahwa orang tersebut bahwa memiliki
jiwa solidaritas yang tinggi dan jiwa sosial yang bagus.
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada orang
lain dimana kita memiliki keyakinan padanya contohnya pada masyarakat desa Epeesi masih kental
sistem pinjam-meminjam seperti alat pertanian maupun prabot rumah tangga pada
saat ada acara, jika sudah dipinjamkandan mereka mampu menjaganya,
mengembalikan pada waktu yang sudah di sepekati berapa lama akan di pinjam
maka disini mulai timbul rasa percaya itu melainnkan sebaliknya
jika tidak bisa menjaganya itu akan terasa ragu meminjam kedua kalinya
Jejaring sosial atau jaringan sosial adalah suatu struktur sosial yang
dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang
diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide,
teman, contonya didesa
Epeesi Pada saat pidatonya pada usai sholat idul fitri kepala desa Epeesi bapak
Zainal juga mengumumkan bahwa desa ini juga telah dibuka kelompok pengajian dan
pembinaan ahlak untuk anak-anak dengan tujuan dengan dibinanya anak-anak mulai
dari usia dini akan membawanya hingga dewasa bersifat islamiah.
Secara
sederhana resiprositas berarti pertukaran timbal balik antar individu atau
antar kelompok yang selalu ada dalam setiap lapisan masyarakat baik antar
individu maupun antar kelompok Contoh di desa Epeesi jika ada pesta pernikahan dan selamatan jauh hari sebelum acara dimulai para
tetangga maupun keluarga sudah terlihat ramai di rumah yang akan mengadakan
pesta tersebut, biasanya dari kalangan ibu-ibu membuat kue tradisional membuat
bumbu sapi atau ayam dan lain-lain. Sedangkan pihak laki-laki biasanya membuat
tenda sepagau tempat acara mengambil
kayu bakar memotong ayam sapi dan
lain-lain secara bersama hingga membersihkannya bulunya.
Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu
masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh
masyarakat. Contoh di desa Epeesi gotong-royong dan lain-lain.
3.2 Saran
Dalam kehidupan bermasyarakat harus dipertahankan
unsur-unsur modal sosial jangan sampai ada yang hilang diantaranya seperti
kepercayaan (trust), jejaring sosial resiprositas, dan nilai sosial demi menjaga keharmonisan didalam masyarakat, fungsi
lain dari empat unsur tersebut merupakan unsur dasar dalam memulai kehidupan
bermasyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2016.http://www.ipapedia.web.id/2016/03/nilainilaidalammasyarakat.ht ml(Diakses 19 Juli 2016).
anonim.2016.http://www.abbalove.org/index.php?option=com_content&view=art
icle&id=1753:building-trustmembangunkepercayaan&catid=102:charact
er&Itemid=46(Diakses
19 Juli 2016).
Hudayana Bambang. 2012. http://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/ view /2076. (Diakses 19 Juli 2016).
rausan. 2012. http://rausan21.blogspot.co.id/2012/06/pengertian-kepercayaan.html(Diakses
19 Juli 2016).
rememoZays.2012
http://zaysscremeemo.blogspot.co.id/2012/07/pengertian-kepercyaan.h(Diakses
19 Juli 2016).
Sepmarlin. 2012. http://sepmarlyhn.blogspot.co.id/2012/04/nilai-dan-norma-yang-be rlaku-di.html(Diakses 19 Juli 2016).
No comments:
Post a Comment