MAKALAH
PERBEDAAN MASYARAKAT
EKSKLUSIVE DAN MASYARAKAT INKLUSIVE SERTA KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
OLEH :
KELOMPOK 9
AHMAD NURUL HASAN (F1B3
14 004)
ANDI AGUSDAR (F1B3 14 018)
MUHAMMAD NUR (F1B3
14 024)
ARFAN RIFAI (F1B3
14 021)
LISWAN (F1B3 14 028)
PROGRAM STUDI TEKNIKTAMBANG KONS. REKAYASA SOSIAL TAMBANG
FAKULATAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
belakang
Dalam KBBI, definisi
masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh
suatu kebudayaan yang mereka anggap sama. Sedangkan dalam ruang lingkup
sosiologi, masyarakat adalah sebuah kelompok atau komunitas yang saling
ketergantungan satu sama lainnya. Pada umumnya sebutan masyarakat dipakai untuk
mengacu pada suatu kelompok individu yang hidup bersama dalam satu komunitas
yang teratur. Di Negara kita ini,
Indonesia memiliki struktur masyarakat yang beragam. Dari struktur masyarakat
yang beragam inilah, ada istilah masyarakat multikultural.
Definisi masyarakat
multikultural dalam buku Dasar-Dasar
Sosiologi, adalah masyarakat yang terdiri atas beragam kelompok sosial dengan
sistem norma dan kebudayaan yang berbeda-beda. Masyarakat multicultural ini
merupakan bentuk dari masyarakat modern yang anggotanya terdiri dari berbagai
golongan , suku, ras, etnis, agama dan budaya. Dalam masyarakat multikultural,
perbedaan kelompok sosial, kebudayaan dan suku dijunjung tinggi. Namun tidak
berarti adanya kesenjangan dan perbedaan hak dan kewajiban diantara mereka.
Maka untuk mewujudkan kerukunan dalam masyarakat, diperlukan sebuah paham
multikulturalisme, yaitu sebuah pandangan tentang penerimaan terhadap adanya
keragaman dalam masyarakat. Multikulturalisme menuntut masyarakat untuk hidup
toleran, saling pengertian dan tenggang rasa.
Pada penulisan makalah
ini kami coba membahas tentang masyarakat yang bersifat ekslusif dan
inklusive serta kekurangan dan kelebihan
dari masyaraka yang bersifat eksklusive dan inklusive.
1.2
Rumusan masalah
Dari
penjelasan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan beberapa masalah yaitu
:
a. Apa
yang membedakan antara masyarakat eksklusive dengan masyarakat inklusive ?
b. Faktor
– faktor apa saja yang mempengaruhi sehingga masyaraka ada yang bersifat
eksklusive dan inklusive ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perbedaan masyarakat eksklusive dan inklusive.
Masyarakat eksklusive adalah mereka yang membatasi pergaulan dengan
masyarakat lain. Masyarakat ini cenderung memisahkan diri dan tertutup dari
pengaruh luar. Masyarakat yang
disibukkan oleh urusannya masing-masing dan kurang berinteraksi baik dengan
lingkungannya. Sehingga merasa takut budaya lain merusaki budayanya. Contoh:
orang-orang kaya yang individualis, orang-orang jawa dulu yang memingit(tidak mengijinkan keluar) anak
perempuannya. Orang-orang kerajaan pada jaman dahulu yang hanya berinteraksi
dengan para penghuni kerajaan saja.
Masyarakat inklusive adalah masyarakat yang terbuka dengan budaya
lain sehingga cenderung lebih mudah berinteraksi atau bergaul dengan masyarakat
lain. Sehingga menjunjung tinggi persamaan derajat. Contoh: yaitu orang-orang
yang mudah bergaul, mempunyai teman yang banyak, Orang orang yang bersikap
terbuka dalam menerima teman-teman baru tanpa memandang latar belakangnya.
Dari defenisi di atas dapat disimpulkan
bahwa Jika masyarakat inklusive
cenderung mamandang positf terhadap pengaruh dari luar ataupun pergaulan
dengan orang lain. Sedangkan masyarakat eksklusive cenderung memandang negatif terhadap pengaruh
dan pergaulan dari luar lingkungan mereka.
2.2
Faktor
– faktor yang mendorong masyarakat bersifat ekslusive dan inklusive.
2.2.1
Faktor internal
a. Bertambah
dan berkurang penduduk
Pertambahan penduduk yang sangat cepat
menyebabkan terjadinya perubahan dalam struktur masyarakat, terutama yang
menyangkut lembaga-lembaga kemasyarakatan. Lembaga sistem hak milik atas tanah
mengalami perubahan-perubahan, orangmengenal hak milik individual atas tanah,
sewa tanah, gadai tanah, bagi hasil dan sebagainya, yang sebelumnya tidak
dikenal oleh masyarakat.
b. Penemuan-penemuan
baru
Inovasi atau innovation merupakan suatu
proses sosial dan budaya yang besar, tetapi dalam jangka waktu yang tidak
terlalu lama. Proses tersebut meliputi suatu penemuan unsur baru budaya, unsur
kebudayaan baru tersebut disebarkan ke masyarakat, lalu diterima, dipelajari
dan akhirnya dipakai dalam masyarakat yang bersangkutan. Penemuan-penemuan baru
dapat dibedakan menjadi dua yaitu discovery dan invention.
Discovery adalah penemuan dari suatu
unsur kebudayaan yang baru, baik yang berupa alat baru atau ide baru, yang
diciptakan oleh individu atau suatu rangkaian ciptaan individu-individu dalam
masyarakat yang bersangkutan.
Discovery baru menjadi invention jika
masyarakat sudah mengakui, menerima, dan menerapkan penemuan baru tersebut
dalam hidup dan kehidupannya.
Adapun faktor-faktor yang mendorong
timbulnya penemuan-penemuan baru dalam masyarakat adalah sebagai berikut:
a. Adanya
kesadaran masyarakat akan kekurangan kebudayaannya;
b. Adanya
kualitas para ahli dari suatu kebudayaan;
c. Adanya
perangsang bagi kegiatan-kegiatan penciptaan dalam masyarakat;
d. Pengaruh
unsur-unsur budaya luar yang lebih bermanfaat bagi kehidupan masyarakat;
e. Adanya
lembaga atau organisasi sosial yang mendorong ke arah penemuan baru tersebut.
c. Pertentangan
(konflik) dalam masyarakat
Pertentangan (konflik) dalam nilai-nilai
dan norma-norma, politik, etnis, dan agama dapat menimbulkan perubahan sosial
budaya yang luas. Pertentangan individu terhadap nilai-nilai dan norma-norma,
serta adat-istiadat yang telah berjalan lama dan akan menimbulkan perubahan
apabila individu-individu tersebut beralih dari nilai, norma, dan adat-istiadat
yang telah diikuti selama ini.
Selain itu juga dapat dicontohkan dalam
sejarah pertentangan antara kelompok konservatif dengan kelompok liberal dalam
parlemen Belanda yang dimenangkan oleh kelompok liberal, telah menyebabkan
terjadinya perubahan sosial budaya bagi masyarakat Indonesia. Seperti
dihapuskannya tanam paksa, masuknya modal swasta ke Indonesia dan
dilaksanakannya politik etis yang menimbulkan berbagai perubahan dalam struktur
masyarakat dan berbagai aspek kehidupan bangsa Indonesia.
2.2.3
Faktor eksternal
a) Lingkungan
fisik
Adanya bencana alam, seperti gempa bumi,
angin taufan, banjir besar, tanah longsor, dan lain-lain memungkinkan
masyarakat pindah dari daerah asal ke daerah pemukiman baru. Berubahnya
lingkungan fisik dapat juga diartikan berubahnya lahan penduduk lama demi
kepentingan yang baru.
b) Peperangan
Peperangan yang terjadi antara satu
masyarakat atau negara dengan masyarakat lain menimbulkan berbagai dampak,
sepertinya dampak yang ditimbulkan oleh adanya pemberontakan dan
pertentangan-pertentangan. Negara yang menang biasanya akan memaksakan negara
yang takluk untuk menerima kebudayaannya yang dianggap kebudayaannya lebih
tinggi tarafnya.
c) Pengaruh
kebudayaan masyarakat lain
Adanya interaksi langsung antara satu
masyarakat dengan masyarakat lain akan menyebabkan saling pengaruh. Selain itu,
pengaruh budaya dapat berlangsung pula melalui komunikasi satu arah yaitu
komunikasi masyarakat dengan media massa.Interaksi budaya tidak menjamin
timbulnya pengaruh satu budaya terhadap budaya lainnya. Suatu masyarakat dapat
saja menolak atau menyeleksinya terlebih dahulu baru kemudian menyerap
unsur-unsur budaya yang sesuai.
Respon psikologis individu terhadap
cross-cultural contact ada empat kemungkinan, yaitu:
a. Type
passing yaitu individu menolak kebudayaannya yang asli dan mengadopsi
kebudayaan yang baru;
b. Type
chauvinist yaitu individu menolak sama sekali pengaruh-pengaruh busaya asing,
mereka kembali kepada kebudayaan asli mereka dan biasanya mereka menjadi
nasionalis yang militant dan pejuang kuat untuk menolak pengaruh-pengaruh
budaya asing tersebut;
c. Type
marginal yaitu respon yang terombang-ambing di antara kebudayaan asli sendiri
dengan kebudayaan masyarakat lain yang asing tersebut; dan
d. Type
mediating di mana individu dapat menyatukan bermacam-macam identitas budayanya,
mempunyai keseimbangan integrasi, dan memperoleh personality dua atau beberapa
kebudayaan. Respon individu bersifat selektif, kombinasi, dan mensintesiskan,
tanpa melupakan inti budayanya sendiri.
2.3
Dampak positif dan
negatif dari masyarakat yang eksklusive dan inklusive
2.3.1
Dampak positif dan negatif masyarakat eksklusive
a. Dampak positif
a. Manusia
diringankan beban pekerjaannya dengan adanya alat-alat tekhnologi informasi dan
komunikasi serta sarana transportasi yang serba canggih dan modern.
b. Gaya
hidup delivery order membantu manusia jika ia sibuk namun membutuhkan barang
atau makanan yang kondisi tokonya jauh maka ia tinggal memesan apa yang ia
butuhkan.
c. Memperkaya
unsur-unsur kebudayaan karena budaya yang datang akan melakukan suatu peleburan
budaya dengan budaya yang lama dan menghasilkan budaya yang baru.
b.
Dampak negatif
a. Dengan
adanya arus modernisasi manusia akan timbul rasa anti sosial karena ia
berpendapat “Walaupun saya tidak bersosialisasi dikehidupan nyata dan tidak
diterima di lingkungan saya, saya masih bisa bersosialisasi di dunia maya.
b. Sebelum
adanya pengaruh modernisasi, masyarakat sangat menghargai dan menerapkan
nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku sebagai masyarakat dengan adat dan
budaya ketimuran. Seperti sopan santun, tata krama, kerukunan dan sebagainya.
Sekarang, nilai-nilai dan norma-norma tersebut mulai bergeser. Akibat pengaruh
tekhnologi dan budaya asing, nilai-nilai dalam kehidupan kemasyarakatan seperti
nilai kerukunan, gotong royong sekarang ini sudah mulai luntur. Apalagi di
kota-kota besar nilai-nilai semacam ini sudah jarang ditemui.
c. Manusia
akan cenderung memiliki sifat sombong atas gaya hidup yang mereka jalani saat
ini. Dengan gaya hidup mewah manusia akan mencoba untuk mempamerkan apa yang
baru ia miliki kepada orang lain disekitarnya. Serta orang lain tersebut akan
tergerak hatinya untuk membeli sesuatu tersebut tanpa melihat kondisi
ekonominya yang terpenting ia dapat memiliki hal tersebut yang sama dengan
teman-teman sosialnya yang bergaya hidup serba mewah.
d. Fakta
baru mengejutkan bahwa dengan adanya arus modernisasi, Bahwa Tuhan hampir
dipensiunkan dari kehidupan ini. Dalam arti kata, manusia tidak lagi memerlukan
campur tangan Tuhan dalam mengatasi kehidupannya. Mereka telah menganggap diri
mereka sebagai makhluk yang telah dewasa dan bebas menentukan pilihan sesuai
dengan kehendak sendiri. Ucapan selamat tinggal kepada Tuhanpun dikumandangkan
seiring berlangsungnya proyek modernisme.
2.3.2
Dampak positif dan negatif masyarakat inklusive
Dalam kehidupan masyarakat inklusive
cenderung banyak memiliki dampak positif yaitu Masyarakat inklusi merangkul
setiap pribadi individu yang unik dengan latar belakang, budaya, karakteristik
dan kemampuan berbeda. Keunikan dan perbedaan setiap pribadi individu mewarnai
keberagaman masyarakat kita di Indonesia. Inilah makna terdalam dan
sesungguhnya dari “Bhinneka Tunggal Ika” yang memuat makna berbeda-beda namun
satu.Beberapa usaha yang bisa dilakukan untuk mengembangkan sikap inklusif :
a. Menyadari
bahwa setiap orang atau kelompok di masyarakat memiliki potensi mencapai
kebenaran, sehingga tidak menghindari primordialisme yang berlebihan terhadap
keunggulan dirinya dan kelompoknya, setiap orang atau kelompok juga memiliki
sisi kelemahan yang membutuhkan kerjasama dengan orang atau kelompok lain.
b. Mengakui
adanya aspek-aspek universal yang mungkin bernilai positif pada orang lain/
kelompok lain yang berbeda pandangan (aliran) agama untuk menunjang tercapainya
cita-cita/ misi pembangunan masyarakat.
c. Menumbuhkan
jiwa sportif dalam bersosialisasi dan hidup bersama dengan orang lain/ kelompok
lain, sehingga terdorong untuk mengelola perbedaan secara etis atau
mengembangkan kompetisi yang sehat meskipun memiliki pandangan dan cara hidup
yang berbeda. Membiasakan berkomunikasi dengan sehat tidak semata-mata didasari
persepsi yang sempit dan kacamata kuda, melainkan berdasarkan pengamatan dan
pengertian terhadap perbedaan yang ada.
Ø CONTOH
KASUS MASYARAKAT INKLUSIF
Contoh penerapan sifat Inklusif yaitu sistem pendidikan di sekolah
umum terutama di daerah perkotaan, mereka
cenderung lebih terbuka dan menerima hal-hal baru seperti
perkembangan teknologi, mereka juga lebih terbuka dan fleksibel terhadap
perubahan-perubahan budaya yang terjadi.
Ø CONTOH
KASUS MASYARAKAT EKSLUSIF
Contoh penerapan sifat Ekslusif biasanya
terjadi di daerah pedesaan utamanya desa yang sedikit terisolir dan akses masuk
ke desa tersebut sulit dijangkau sehingga masyarakat pada desa tersebut
cenderung lebih tertutup dan kurang menerima hal-hal baru baik yang berupa
teknologi maupun budaya, karena anggapan mereka hal-hal baru tersebut akan
merubah tatanan kehidupan mereka. Bahkan saat mereka berada di luar daerahnya
mereka akan lebih cenderung tertutup dan lebih banyak berkomunikasi dengan
orang-orang tertentu saja sehingga mereka akan sulit bergaul.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil
dari pembahasan di atas adalah bahwa Sikap inklusif cenderung memandang positif
perbedaan yang ada, sedangkan sikap eksklusif cenderung memandang negatif
perbedaan tersebut. Dampak memandang positif perbedaan adalah memunculkan
dorongan/ motivasi untuk mempelajari perbedaan tersebut dan mencari sisi-sisi
universalnya guna memperoleh manfaat yang menunjang hidup/ cita-citanya. Sikap
positif terhadap perbedaan lahir karena adanya kesadaran bahwa perbedaan adalah
fitrah/ alamiah, sehingga tidak menolak perbedaan melainkan mengakui adanya
potensi persamaan-persamaan yang bersifat universal.
3.2
Saran
Saran yang dapat kami berikan pada
penulisan makalah ini yaitu agar para pembaca yang ingin mengcopy atau
mengambil isi dari makalah kami di harapkan disertakan dengan sumbernya serta
tak lupa juga agar pembaca mepahami isi dari makalah kami.
DAFTAR PUSTAKA
http://educationforce.blogspot.co.id/2010/06/faktor-faktor-yang-menyebabkan.htmLdi akses pada tanggal 16 Mei 2016
http://listyancampus.blogspot.co.id/2015/02/masyarakat-indonesia.htmldi akses pada tanggal 16 Mei 2016
http://naharuddin10.blogspot.co.id/2015/02/bentuk-sikap-inklusif-dan-bentuk-sikap.htmldi akses pada tanggal 16 Mei 2016
http://replysend.blogspot.co.id/2013/01/apa-dan-bagaimanakah-masyarakat.htmldi akses pada tanggal 16 Mei 2016
http://vip-pika.blogspot.co.id/2010/05/masyarakat-multikultural.htmldi akses pada tanggal 16 Mei 2016
http://www.kompasiana.com/sasmitonugroho/sikap-inklusif_54f83227a33311cd5d8b4778di akses pada tanggal 16 Mei 2016
No comments:
Post a Comment