Wednesday, 3 June 2015

makalah pengelolaan tambang




TUGAS



TEORI DAN TEKNIK PEMBERDAYAANMASYARAKAT











OLEH :

RISAL GUNAWAN
F1B314012


PROGRAM STUDI TEKNIK TAMBANG KONS REKAYASA SOSIAL TAMBANG
FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah “TEORI DAN TEKNIK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT”. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Teori dan Teknik Pemberdayaan Masyarakat di program studi Teknik Tambang Rekayasa Sosial Tambang Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang kepada Bapak      Irfan Ido SP.MSi SP M.Si selaku dosen dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.


Kendari, 21  Maret 2015

                                                                     

                                                                                                                          penulis




Daftar Isi
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………........…… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..…......….. ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….…......…….iii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………......…1
I.1 Latar Belakang…………………………………………………………..….……….....…1
I.2 Maksud dan Tujuan……………………………… ……………………..….……….....…1 
I.3 Rumusan Masalah…………………………………………………………...………....…1

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………………….....…2
II.1 Bahan Galian Batubara ………………………………………………………………………....2 
II.2 Dampak penambangan batubara terhadap masyarakat serta lingkungan………………….…5 
II.3 Usaha mengurangi dampak pertambangan peda masyarakat dan lingkungan………..........…6

BAB IIIPENUTUP…………………………………………………………………………....…......8
III.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………….....….8
III.2 Saran……………………………………………………………………………………......…..9
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..….…......10



                                                                            BAB I


PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
     Indonesia merupakan salah satu daerah penghasil tambang batu bara terbesar di dunia. Salah satu daerah penghasil tambang terbesar di Indonesia adalah Kalimantan dan Sulawesi. Pertumbuhan tambang di Kalimantan Selatan sendiri semakin pesat karena semakin banyak lahan tambang baru yang ditemukan Namun pertumbuhan yang pesat tidak diseimbangi dengan pengelolaan yang  kurang baik oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Kurangnya sosialisasi tentang pengelolaan tambang dengan baik, menyebabkan banyak dampak buruk yang dihasilkan, apalagi dana pergantian ganti rugi yang di cairkan tapi banyak pihak yang tidak bertanggung  jawab  atau kata lain tidak di berikan secara sepenuhnya, sehingga beberapa tahun kedepan  dampak pengelolaan tambang yang salah bisa mengganggu stabilitas ekosistem masyarakat.
Perlunya usaha-usaha yang dilakukan dari sekarang untuk mengatasi pengelolaan tambang yang salah. Mulai dari sosialisasi sampai tindakan nyata. Sehingga diharap keseimbangan alam akan terjaga, begitu juga pada masyarakat sekitar yang kadang merasa resah dengan adanya tambang di sekitar mereka.
I.2 Maksud dan Tujuan                                    
1. Mengetahui bahan galian batubara
2. Mengetahui dampak pengelolaan tambang batubara
3. Mengetahui solusi untuk mengatasinya yang terjadi pada masyarakat dan lingkungan
I.3 Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud bahan galian batubara ?
2. Apa dampak penambangan batubara terhadap masyarakat dan lingkungan ?
3. Apa saja usaha-usaha yang dapat mengurangi dampak pertambangan pada masyarakat     dan lingkungan?
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Bahan Galian Batubara

1. Pengertian Bahan Galian Batu Bara
Bahan Galian Batubara adalah bahan galian yang terbentuk dari sisa tumbuhan yang terperangkap dalam sedimen dan dapat dipergunakan sebagai bahan baker, Jenis sedimen ini terperangkap dan mengalami perubahan material organik akibat timbunan (burial) dan diagenesa.
Batubara awalnya merupakan bahan organik yang terakumulasi dalam rawa-rawa yang dinamakan peat. Pembentukan batubara memerlukan kondisi-kondisi tertentu dan hanya terjadi pada era-era tertentu sepanjang sejarah geologi. Zaman karbon kira-kira 340 juta tahun yang lalu (Jtl) adalah masa pembentukan Batubara yang paling produktif.

2. Materi Pembentuk Batubara
             Hampir seluruh pembentuk batubara berasal dari tumbuhan, jenis-jenis tumbuhan pembentuk Batubara dan umurnya menurut Diessel (1981) adalah sebagai berikut:
                             
a.       Alga, dari zaman prekambrium hingga ordovisium dan bersel tunggal sangat sedikit endapan batubara dari periode ini Silofita, Dari zaman Silur hingga devon tengah merupakan turunan dari alga. Sedikit endapan batubara dari periode ini.
b.      Plirodefita, umur devon atas hingga karbon atas. Tumbuhan pembentuknya merupakan tumbuhan tanpa bunga dan biji serta berkembangbiak dengan spora.
c.       Gimnospermae, Dari zaman permian hingga kapur tengah. Tumbuhan heteroseksual, biji terbungkus dalam buah, contohnya Pinus.
d.      Angiosspermae, dari zaman kapur atas hingga kii. Jenis tumbuhan modern, buah menutupi biji, jantan dan betina dalam satu bunga, kurang bergetah dibanding gimnospermae sehingga secara umum kurang terawetkan.

3. Kelas dan Jenis Batubara
          Berdasarkan proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan, panas, dan waktu, umumnya batubara dibagi kedalam lima kelas yaitu:
a.       Antrasit adalah kelas batubara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan. (luster)  metalik. Mengandung antara 86 % – 98 % unsur karbon (C) dengan kadar air kurang dari 8 %
b.      Bituminus mengandung 68 – 86 % Unsur karbon (c) dan berkadar air 8-10 % dari beratnya.
c.       Subbituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air. Sehingga menjadi sumber panas yang kurang efisien dibanding dengan bituminus.
d.      Lignit atau batubara cokelat adalah batubara yang sangat lunak yang mengandung air 35 – 75 % dari beratnya.
e.       Gambut, berpori dan memiliki kadar air diatas 75 % serta nilai kalori yang paling rendah.

4. Pembentukan Batubara
Proses perubahan sisa-sisa tanaman menjadi gambut hingga batubara disebut dengan istilah pembatubaraan (Coalification). Ada dua proses yang terjadi yaitu :

a.       Tahap Diagenetik atau biokimia yaitu dimulai pada saat material tanaman terdeposisi, hingga lignit terbentuk. Agen utama yang berperan dalam proses perubahan ini adalah kadar air, tingkat oksidasib. Tahap malihan atau geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit menjadi biuminus, dan akhirnya antrasit.
b.      Tahap malihan atau geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit menjadi biuminus, dan akhirnya antrasit.
                               
5. Sumber Daya Batubara di Indonesia
 Potensi sumber daya batubara di Indonesia sangat melimpah, terutama di pulau kalimantan dan pulau sumatera. Batubara merupakan bahan bakar utama selain solar (diesel fuel) yang digunakan dalam industri. Dari segi ekonomis batubara jauh lebih hemat dari pada solar dengan perbandingan sebagai berikut: solar Rp. 0,74/kilokalori sedangkan batubara Rp. 0.09/kilokalori. Dari segi kuantitas, batubara merupakan cadangan energi fosil terpenting di Indonesia, Jumlahnya sangat melimpah, mencapai puluhan milyar ton. Jumlah ini cukup untuk memasak kebutuhan energi listrik hingga ratusan tahun kedepan.

          Sayangnya Indonesia tidak mungkin membakar habis batubara dan mengubahnya menjadi energi listrik karena selain mengotori lingkungan melalui polutan CO2, SO2, Nox, dan CxHx, cara ini dinilai kurang efisien dan kurang memberi nilai tambah tinggi

6. Gasifikasi Batubara
   Batubara sebaiknya tidak langsung dibakar, akan lebih efisien jika dikonversi menjadi migas sintetis, atau bahan petrokimia lain, yang bernilai ekonomis tinggi. Cara yang dipertimbangkan dalam hal ini adalah gasifikasi atau penyubliman batubara.
Coal Gasification adalah sebuah proses untuk merubah batubara padat menjadi gas batubara yang mudah terbakar (combustible gasses), setelah proses pemurnian gas-gas ini CO (karbon monoksida), CO2 (karbon dioksida), H (hidrogen), CH4 (metana), dan N2 (nitrogen) dapat digunakan sebagai bahan bakar. Hanya dengan menggunakan watergas atau coal gas. Gasifikasi secara nyata mempunyai tingkat emisi udara kotoran padat, dan limbah terendah.

7. Pembersihan Batubara
   Cara untuk membersihkan batubara dari sulfur adalah dengan cara memecah batubara kebongkahan yang lebih kecil dan mencucinya. Secara khusus bongkahan batubara tadi dimasukkan kedalam tangki besar yang terisi air, maka batubara akan mengapung kepermukaan ketika kotoran sulfur tenggelam.

8. Membuang Nox dari Batubara
           Ketika udara yang mengandung nitrogen dipanaskan seperti pada nyala api boller (3000°F – 1648°C), atom nitrogen ini terpecah menjadi nitrogen oksida yang terkadang disebut dengan Nox. Nox juga dapat dibentuk dari atom nitrogen yang terjebak dalam batubara. Cara terbaik untuk mengurangi Nox adalah menghindari benukan asalnya, caranya pada saat pembakaran, batubara lebih banyak daripada udara dilubang pembakaran yang terpanas. Dibawah kondisi ini kebanyakan oksigen terkombinasi dengan bahan bakar diri pada dengan nitrogen. Camputan pembakaran kemudian dikirim keruang pembakaran yang kedua dimana terdapat proses yang mirip berulang-ulang sampai semua bahan bakar habis terbakar. Konsep ini disebut Staged Combustion karena batubara dibakar secara bertahap.
II.2 Dampak penambangan batubara terhadap masyarakat dan lingkungan
       
  Dampak  pada masyarakat umunya dirasakan pada masyarakat yang aktifitasnya sekitar daerah penambangan tersebut, di tambah lagi dengan polusi sehingga mereka merasa terganggu sehinga mereka merasa dirugikan pada pihak penambangan yang ada di sekitar tersebut
          Sedangkan kita ketahui, pertambangan batubara juga telah menimbulkan dampak kerusakan lingkungan hidup yang cukup parah, baik itu air, tanah, udara, dan hutan.
1. Air
Penambangan batubara secara langsung menyebabkan pencemaran air, yaitu dari limbah pencucian batubara tersebut dalam hal memisahkan batubara dengan sulfur. Limbah pencucian tersebut mencemari air sungai sehingga warna air sungai menjadi keruh, asam, dan menyebabkan pendangkalan sungai akibat endapan pencucian batubara tersebut. Limbah pencucian batubara setelah diteliti mengandung zat-zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia jika airnya dikonsumsi. Limbah tersebut mengandung belerang (b), merkuri (Hg), asam slarida (HCn), mangan (Mn), asam sulfat (H2SO4), dan timbal (Pb). Hg dan Pb merupakan logam berat yang dapat menyebabkan penyakit kulit pada manusia seperti kanker kulit.
2. Tanah
Tidak hanya air yang tercemar, tanah juga mengalami pencemaran akibat pertambangan batubara ini, yaitu terdapatnya lubang-lubang besar yang tidak mungkin ditutup kembali yang menyebabkan terjadinya kubangan air dengan kandungan asam yang sangat tinggi. Air kubangan tersebut mengadung zat kimia seperti Fe, Mn, SO4, Hg dan Pb. Fe dan Mn dalam jumlah banyak bersifat racun bagi tanaman yang mengakibatkan tanaman tidak dapat berkembang dengan baik.
 SO4 berpengaruh pada tingkat kesuburan tanah dan PH tanah, akibat pencemaran tanah tersebut maka tumbuhan yang ada diatasnya akan mati.

3. Udara
   Penambangan batubara menyebabkan polusi udara, hal ini diakibatkan dari pembakaran batubara. Menghasilkan gas nitrogen oksida yang terlihat cokelat dan juga sebagai polusi yang membentuk acid rain (hujan asam) dan ground level ozone, yaitu tipe lain dari polusi yang dapat membuat kotor udara. Selain itu debu-debu hasil pengangkatan batubara juga sangat berbahaya bagi kesehatan, yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit infeksi saluran pernafasan (ISPA), dan dalam jangka panjang jika udara tersebut terus dihirup akan menyebabkan kanker, dan kemungkinan bayi lahir cacat.

4. Hutan
 Penambangan batubara dapat menghancurkan sumber-sumber kehidupan rakyat karena lahan pertanian yaitu hutan dan lahan-lahan sudah dibebaskan oleh perusahaan. Hal ini disebabkan adanya perluasan tambang sehingga mempersempit lahan usaha masyarakat, akibat perluasan ini juga bisa menyebabkan terjadinya banjir karena hutan di wilayah hulu yang semestinya menjadi daerah resapan aitr telah dibabat habis. Hal ini diperparah oleh buruknya tata drainase dan rusaknya kawan hilir seperti hutan rawa.

5. Laut
Pencemaran air laut akibat penambangan batubara terjadi pada saat aktivitas bongkar muat dan tongkang angkut batubara. Selain itu, pencemaran juga dapat mengganggu kehidupan hutan mangrove dan biota yang ada di sekitar laut tersebut.

II.3 Usaha mengurangi dampak pertambangan peda masyarakat dan lingkungan
             Usaha yang dialakukan yang terjadi pada masyarakat yaitu melakukan sosialisasi pada masyarkat kendala apa yang mereka rasakan sehingga pihak tambang bisa ganti rugi tetapi orang dipercayakan tersebut harus benar-benar jujur karna kita lihat sekarang banyak fakta yang terjadi kita lihat pihak perusahaan sudah memberi tetapi dana tersebut tidak di berikan secara utuh.

                Sedangkan usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak lingkungan pertambangan batubara  adalah sebagai berikut :  
1. Penghentian pertambangan batubara ilegal secara total, pemerintah harus   melakukanpenghentianpertambangan batubara ilegal secara tegas tanpa padang bulu dan transparan.
2.      Evaluasi perizinan yang telah diberikan, dan lakukan audit lingkungan semua usaha
                     pertambangan batubara.
3.     Meninggikan standar kualitas pengelolaan lingkungan hidup dan komitmen untuk                      kelestarian lingkungan hidup.
4. Pelembagaan konflik untuk menyelesaikan persengketaan rakyat dengan perusahaan pertambangan agar tercapai solusi yang memuaskan berbagai pihak.
5.      Menyusun kebijakan strategi pengelolaan sumber daya alam tambang.
6.  Setiap perusahaan diwajibkan mereklamasi bekas-bekas penambangan dan menjaminserta memastikan hasil reklamasi tersebut sesuai AMDAL. Dan pihak pemerintah harusmengawasi jalannya proses reklamasi tersebut, sehingga benar - benar yakin kalau proses reklamasi    berjalan dengan baik dan menampakkan hasil.
7. Menggunakan alat-alat penambangan dengan berteknologi tinggi sehingga meminimali sasidampak lingkungan serta memperkecil angka kecelakaan dalam pertambangan batubara tersebut.






BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
         Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut: Batubara adalah bahan galian yang terbentuk dari sisa tumbuhan sebagai bahan bakar. Materi pembentuk Batubara adalah Alga, Silofita, Pteridofita, Gimnospermae, dan Angiospermae. Kelas dan Jenis batubara yaitu :
a.       Antrasit
b.      Bituminus
c.       Sub bituminus
d.      Lignit
e.       Gambut
             Pembentukan batubara dapat terjadi secara diagnetik atau biokimia dan tahap malihan atau geokimia. Sumber daya batubara di Indonesia jumlahnya sangat melimpah seperti di Kalimantan Selatan yang cukup untuk pasokan energi beberapa tahun kedepan. Gasifikasi Batubara adalah sebuah proses untuk merubah batubara padat menjadi gas batubara yang mudah terbakar. Pembersihan batubara dapat dilakukan dengan memcahnya menjadi bongkahan-bongkahan kecil dan dicuci dengan air didalam sebuah tangki besar. Membuang Nox dari batubara dapat dilakukan dengan cara staged Combustion.
              Dampak penambangan batubara adalah dapat mengakibatkan kerusakan terhadap lingkungan yaitu air, udara, tanah, hutan dan laut terutama dapat meresahkan masyarakat yang tinggal di daerah sekitar penambangan tersebut. Usaha mengurangi dampak pertambangan tersebut, bisa di upayakan oleh pemerintah maupun pihak perusahaan untuk mensosialisasikan kepada masyarakat sekitar terhadap masalah yang terjadi masyarakat agar bisah di selesaikan.
            




III.2 Saran                                                
             Agar pemerintah lebih mengoptimalkan dan mensosialisasikan tentang AMDAL, sehingga para penambang lebih memperhatikan dampak lingkungan masyarakat sekitar agar para masyarakat yang di sekitar penambangan tersebut tidak merasa terganggu terutama pada daerah pertanian warga sekitar dari pada keuntungan semata yang di cari.
                                                                                                                                                                   Diharap juga pemerintah lebih tegas menindak para penambang yang terbukti melanggar peraturan penambangan agar para penambang terutama perusahaan-perusahaan menggunakan teknologi yang ramah lingkungan sehingga dapat meminimalkan dampak lingkungan dan resiko kecelakaan. Diharap dengan penambang yang bertanggung jawab terhadap reklamasi lahan bekas penambangan, sehingga pada akhirnya tidak mengganggu keseimbangan lingkungan.










DAFTAR PUSTAKA



Diessel 1981 Pembentukan batubara  Erlangga , Jakarta.


http://www.ecademia.edu/4353993/pengelolaan-bekas-tambang.                                                    

















1 comment:

  1. Caesars Casino & Hotel Review - Dr.MCD
    Get all the info 의왕 출장마사지 you need for your casino when you 울산광역 출장마사지 join! A Las Vegas Strip casino 양산 출장샵 is located on the famous strip. The hotel has 구리 출장안마 a gaming area, 과천 출장샵

    ReplyDelete

Manajemen dan Audit Lingkungan Artikel ISO 14001 Sebagai Pengelolaan Lingkungan Standar

1.1 Latar B e la k a n g   Untuk   mem e nuhi k e butuhan k e hidupan manusia mem e rluk a n sumb e rd a y a a lam, b e r...