11. MARKETING
PUBLIC RELATIONS
22.
KUALIFIKASI PROFESI
PUBLIC RELATIONS
a. Persyaratan
dasar apa saja ?
b. Apakah
anda memenuhi syarat ?
1.
MARKETING PUBLIC RELATION
Sejak
1990-an, awal dari pasar terbuka di era globalisasi abab 21, berbagai kegiatan
bisnis khususnya bidang pemasaran sudah tidak lagi mengacu kepada konsep-konsep
pemasaran konvensional yang di pergunakan pada tahun 1960-an. Contohnya
formula, 4 Ps (Product,Price, Promotion, and Placement), Basic marketing: A
Manajerial Approach atau yang dikenal dengan Marketing Mix, Marketing
Segmentarion, Marketing Concept,dan lain sebagainya. Dari E. ( Jerome Mc Carthy
1996 ), Bacic marketing:
A manajerial Approach atau yang dikenal dengan marketing mix, marketing
segmentarion, marketing concept, dan lain sebagainya.
Selama kurung waktu 1970-an, muncul
kosep-konsep pengembangan bidang pemasaran yang baru dan lebih dikenal dengan
istilah pemasaran strategik (strategic marketing), positionin, social
marketing, macro marketing, global marketing dan mega marketing.
Tahun 1980-an, muncul lagi
konsep-konsep pemasaran yang lebih khusus dan lebih spesifik cakupannya.
Konsep-konsep tersebut tidak lagi hanya menfokuskan orientasi penjualannya
kepada segi ”what” dari kuantitas penjualan produknya demi menjaga kepentingan
pihak produsen untuk memperoleh kepentingan ekonomi yang setinggi-tingginya.
Tetapi, konsep-konsep tersebut mulai melihat segi “how” mengenai pemasaran yang
berorientasi kepada kepuasan pihak konsumen atau pelanggannya.
Apa yang dijelaskan diatas
dikenal dengan pengembangan konsep-konsep pemasaran yang lebih spesifik melalui
kiat-kiat PR yang mengacu kepada Customer Oriented, Relationship Customer dan
Marketing, After Sales Servis, Telemarketing, TV Media Marketing, Individual
Marketing, Direct Marketing dan lain sebagainya.
1. Konsepsi
Marketing Public Relations
Adalah
Philip kotler yang pertama kali memuncurkan konsep mega marketing yang
merupakan perpaduan antara kekuatan PR dan marketing mix. Kemudian muncul lagi istilah
Marketing Public Relations sebagai pengembangan tahap berikutnya dari konsep
berikutnya dari konsep sebelumnya.(Mega Marketing ) yang di populerkan
oleh Thomas l.Harris (1991) melalui
bukunya berjudul The marketer’s Guide
to Public Relations konsepnya sebagai berikut:
“Marketing Public Relations is the process of planning and evaluating
programs, that encourage purchase and customer through credible communicaton of
information and impression that identify companies and their products with the
needs, concerns of customer.” (Marketing
Public Relations adalah sebuah proses perencanaan dan pengevaluasian program
yang meransang penjualan dan pelangganhal tersebut dilakukan melalui
pengkomunikasian informasi yang kredilebel dan kesan-kesan yang dapat
menghubungkan perusahaan, produk dengan kebutuhan serta perhatian pelanggang).
Secara
umum pengertian marketing Public Relations adalah
fungsi manajemen dimana manajemen mengevaluasi perilaku masyarakat,
mengidentifikasi dan mencari tahu minat masyarakat kemudian menyusun program
dan melaksanakannya untuk menciptakan pengertian di masyarakat.
Public
Relations adalah “Keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan
berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling
pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya”. Teguh Meinanda, 1989 : 36 (The British
Institute Of Public Relations) : "
Sedangkan, pengertian
umum Marketing Public Relations merupakan suatu proses perencanaan, pelaksanaan
dan pengevaluasian program-program yang dapat meransang pembelian dan kepuasan
konsumen melalui pengkomunikasian
informasi yang dapat di percaya dan melalui kesan- kesan positip yan di
timbulkan dan berkaitan dengan identitas perusahaan atau produknya sesuai
kebutuhan, keinginan, perhatian dan kepentingan bagi para konsumennya.
konsep MPR
(marketing PR) dari Thomas L Harris. (1991)
tersebut di atas tidak jauh berbeda dari pengertian yang di definisikan
oleh Philip Kotler, yaitu: "marketing public relations works because it
adds value to produc through its unique abality to lend credibility to product
message".
pengertian konsep MPR tersebut secara garis
besarnya terdapat tiga taktik (there ways strategy) untuk melaksanakan program
dalam mencapai tujuan (goals), yaitu pertama bahwa public relations merupakan
potensi untuk menyandan suatu tarik pull stretegi (menarik) sebagai penyandang, push strategi
(untuk mendorong) dalam hal pemasaran . dan taktik ketiga, pass strategy
sebagai upaya mempengaruhi atau menciptakan opini publik yang menguntungkan.
Pengertian pemasaran (marketing) yang ada
disini tidak lagi dalam pengertian sempit, tetpi berkaitan dengan aspek-aspek
perluasan pengaruh informative, persuasive dan eduktif baik segi perluasan
pemasaran (
makes a marketing ) atas suatu produk barang
atau jasa yang di luncurkan.
Program
marketing public relations tersebut di satu sisi, merupakan upaya untuk
:
a. meransang (push)
b. pembelian dan sekaligus dapat memberikan
nilai-nilai (addedvalue)
c. kepuasan pelanggan yang telah
menggunskan prouknya.
Tujuan program PR dalam marketing Publik
Relations dapat dilihat antara lain sebagai berikut :
1.
Upaya meningkatkan
mutu,kuantitas dan kualitas produk dan jasa pelayanan bank.
2.
Meningkatkan jumlah
para nasabah bank melalui kiat promosi dan publikasi serta pelayanan prima dan
sebagainya (product oriented).
3.
Membujuk masyarakat
atau nasabah bank melalui kiat promosi dan publikasi serta Pelayanan menarik, dan
menguntungkan, hadiah-hadiah dan lain sebagainya, sebagai Peransang melalui
taktik, push, pull and Pass strategy of MPR.
4.
Mengkomunikasikan manfaat dan daya guna jasa perbankan melalui kiat membujuk
(persuasive) dan slongam atau kata-kata yang menarik (magic word), seperti
“Bank kami tumbuh bersama usaha anda” (Customer need oriented)
Memperoleh publisitas tinggi melalui
berbagai aktivitas dan program kerja CPR (Corporate Public Relations), yaitu
melalui:
Pembelian berbagai
macam hadiah menarik, souvenir, gift ways pada cara-cara tertentu (special
events & PR work programme).
Pelaksanaan
seminar, prestasi dan lokakarya dengan tema
pembicara yang menarik melalui acara sponsorship atau kerja sama pihak pers dan
lembaga lainnya.
Kepedulian terhadap
lingkungan hidup; social and environment care, serta bidang kesejahteraan
masyarakat lainnya.
Membentuk
membership yang keanggotaannya terdidiri dari nasabah yang setia untuk
membentuk suatu kegiatan tertentu sebagai pengikat melalui funs clubs lain sebagainya.
2. Peranan Marketing Public
Relations
Marketing Public Relations (MPR),
sebagaimana dijelaskan sebelumnya, merupakan perpaduan (sinergi) antara
pelaksanaan program
dan strategi pemasaran (marketing strategi implementation) dengan aktivitas
program kerja Humas (work program of PR) dalam upaya meluaskan pemasaran dan demi mencapai kepuasan konsumennya
(customer satisfaction).
Fungsi
pemasaran tersebut sebagai mana di jabarkan dalam buaran pemasaran
(marketing mix ), yaitu : product,
price, placement and promotion, yang
merupakan
sarana
untuk mencapai tujuan pemasaran (marketing objectives), yaitu :
·
Mengadakan riset pasar, untuk mendapatkan
informasi bisnis yang sesuai dengan kebutuhan
dan keinginan konsumennya
·
Menciptakan produk yang sesuai dari hasil
riset pasar tersebut
·
Menentukan harga produk yang rasional dan
komperetif
·
Menentukan dan memilih target konsumen
·
Merencanakan dan melaksanakan kampanye promosi
produk (pre-project selling) yang akan diluncurkan, serta mampu bersaing di marketplace dan cukup menarrik (eyes
catching) baik segi kemasan, maupun kualitas produk yang di tawarkan terhadap
konsumennya
·
Komitmen terhadap pelayanan purna jual.
Jika
semua itu dialaksanakan maka kepuasan pelanggang akan terpenuhi (Kotler, 1993).
Kesimpulan tersebut mengacu kepada ”Marketing is the idea of satisfying the
needs of customers by means of the product and the whole cluster of things associated with creating,
delivering and finally consumming it”. (Marketing adalah sebuah ide untuk
memuaskan keinginan pelanggan dengan menampilkan produk dan segala sesuatu yang
berkaitan dengannya, yang diasosiasikan dengan pembuatan, pendistribusian dan
akhirnya pengkomunikasian produk tersebut).
Dalam
perkembangan aktivitas terakhir ini, MPR cukup efektif dan efisien dalam
penyebaran pesan atau informasi. Selain itu MPR mengandung kekuatan membujuk
(persuasive approach) dan sekaligus mendidik (educated) masyarakat atau
pubiliknya.ditambah kecangihan media elektronik juga memberikan berbagai
manfaat bagi marketing public relation. Diantara manfaat tersebut adalah
sebagai berikut.
·
Dapat lebih efektif
dan efisien dalam pengunaan pembiayaan publik kasi menggikat semakin tinginya
biaya promosi di media massa (komersial).
·
Saling melengkapi
(koplementer) dengan promosi periklanan.
·
Dapat meningkatkan
kredibilitas (kepercayaan) dari pesan-pesan yang disampaikan melalui jalur
public relations, sehingga dapat menembus situasi yang relatif sulit dijangkau
oleh iklan atau memiliki kemampuan menjembatani kesenjangan informasi jika
disampaikan melalui teknik periklanaan serba terbatas itu.
·
Kampanye melalui
iklan mempunyai keterbatasan pada ruang (space) dan waktu (timely) yang
tersedia di media elektronik dan media cetak, oleh karena itu penggunaan
promosi iklan tersebut harus membeli ruang dan waktu skiarnya agar
pesan/informasi dapat dimuat atau ditanyakan oleh media bersangkutan. Sedangkan
kampanye melalui public relations tidak membeli space media agar dapat di
muat/ditayangkan. Pesan-pesan atau informasi PR tersebut di olah dan di kemas
sedemikian rupa dalam bentuk suatu berita (news) artikel sponsor (advertorial)
atau feature sehingga mampu menarik perhatian bagi penmbaca atau pemirsanya.
Perbedaan-perberdaan antara pemasaran dan
public relations tetap ada, tetapi perbedaan kedua peranan tersebut bisa di
persempit atau di upayakan titik temu perannya (equal function) dalam hal
pencapaian tujuan utamanya (main objective) dan khalayak sasaran (target
audience).
3.
Faktor-faktor penyebab di
butuhkannya strategi MPR
Ada
beberapa faktor yang menyebabkan “dibutuhkannya” taktik dan strategi marketing public Relations dalam tatanan
baru organisasi atau perusahaan, khususnya dalam era kompetitif dan krisis
moneter sekarang ini. Menurut kolter (1993) menyebutkan di antara faktor
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Meningkatnya
biaya promosi periklanan yang tidak seimbang dengan hasil keuntungan yang diperoleh
dan keterbatasan tempat.
b. Persaingan
yang ketat dalam promosi dan publikasi, baik melalui media elektronik maupun
media elektronik maupun media cetak dan sebagainya.
c. Selera
konsumen yang cepat mengalami perubahan dalam waktu telatif pendek (tidak royal),
karna banyakknya pilihan atau substitusi atas produk yang ditawarkan di pasar.
d. Makin
menurunnya perhatian atau minat konsumen terhadap tayangan iklan, karna pesan
dalam iklan yang kini cendarung berlebihan dan membosankan perhatian
konsumennya.
Upaya menghilangkan faktor-faktor negatif
dalam kampanye peluncuran produk (product launching campaing) melalui
periklanan komersial komersial tersebut di atas, atau paling tidak dengan
menggunakan kekuatan sinergi “marketing PR” Itu, diharapkan dapat menjembatani
kesenjangan-kesenjangan (hambatan) yang terjadi dalam penyampaian penyampaian
pesan atau informasi mengenai produk melalui teknik periklanan dan
diselaraskan. Sehingga pesan-pesannya (message) dapat mempengaruhi opini publik
atau selera pihak konsumennya.
Jadi menurut Kotler (1993:268) peranan Marketing Public Relations dalam
upaya mencapai tujuan utama organisasi atau perusahaan dalam berkompetisi,
secara garis besarnya yaitu sebagai berikut.
1.
Menumbuhkembangkan kesadaran konsumennya terhadap produk yang
tengah diluncurkan itu.
2.
Membangun
kepercayaan konsumen terhadap citra perusahaan atau manfaat (benefit) atas
produk yang ditawarkan/dignakan
3.
Mendorong
antusiasme (sales force) melalui suatu artikel sponsor (advetorial) tentang
kegunaan dan manfaat suatu produk.
4.
Menekan biaya
promosi iklan komersial, baik di media elektronik maupun media cetak dan sebagainya demi tercapainya
efisiensi biaya.
5.
Komitmen untuk
meningkatkan pelayanan kepada konsumen, termasuk upaya mengatasi
keluhan-keluhan (complaint handling) dan lain sebagainya demi tercapainya
kepuasan pihak pelanggan.
6.
mengkomunikasi
terus-menerus melalui media PR (House PR Journal) tentang aktivitas dan program kerja yang berkaitan
degan kepedulian sosial dan lingkungan hidup, agar tercapai publikasi yang
positif di mata masyarkat/publik.
7.
membina dan
mempertahankan citra perusahaan atau produk barang dan jasa, baik kuantitas
maupun kualitas pelayanan yang diberikan kepada konsumennya.
8.
Berupaya secara
proaktif dalam menghadapi suatu kejadian negatif yang mungkin akan muncul di
masa mendatang, misalnya terjadinya krisis kepecayaan, menurunnya citra
perusahaan hinga resiko terjadinya krisis manajemen, krisis moneter, krisis
multidimensional dan lain sebagainya.
Pada saat ini program MPR adalah
mendefinisikan segmen pasar dan secara strategis merencanakan penguasaan pasar
(Kotler, 1993: 268).
Artinya dalam
menghadapi era pasar bebas yang kompetitif atau persaingan yang kian menajam
dalam dunia bisnis tersebut, maka target atau sasaran marketing public
relations harus lebih di arahkan kepada kepentingan konsumen untuk mendapatkan
kepuasan pelanggan dalam hal ini, Robert
Lauterborn berpendapat adanya sifat indikasi pergeseran pilar dasar
marketing PR, Kotler (1993: 83), yakni dari bauran pemasarannya (Marketing Mix
; Product, Price Place & Promotion) 4-Ps kea rah Customer Mix (Bauran
Konsumen) 4-Cs, sebagai upaya memberikan pelayanannya secara prima (service of
excellent). Keempat Cs itu adalah:
·
Customer value (Customer Needs and Wants)
Nilai-nilai
konsumen termasuk kebetulan dan keinginannya untuk di perhatikan selain
menggantikan nilai atas unsur produknya.
·
Cost to customer
Yakni biaya yang ditanggung oleh
konsumen berupa harga danwaktu, serta tanaga yang dibutuhkan untuk memperoleh produk
tersebut.
·
Convenient for the customer
Yaitu kemudahan memperoleh produk
bagi konsumennya sebagai pengganti unsur dari placenya.
·
Communication
Komponen komunikasi dua arah
timbale balik merupakan suatu dialog, dan akan
menggantikan unsur promosinya
Jadi , perusahaan pemenang adalah yang dapat
memenuhi kebutuhan pelanggan. Secara ekonomis, dan
dengan komunikasi yang efektif. Target yang dapat tercapai melelui kiat, taktik
dan strategi marketing PR, yaitu sebagai berikut:
·
Melibatkan konsumen dalam pelaksanaan
rancangan program kerjanya.
·
Cepat tanggap terhadap informasi dan
pelayanan yang memang di butuhkan konsumennya.
·
Proaktif dalam partisipasinya terhadap
program yang di selenggarakan oleh pihak lembaga pemerintah, dan berkaitan erat
dengan kepentingan masyarakat luas.
Kesimpulannya,
bahwa target dan tujuan yang hendak di capai dalam strategi Marketing PR harus
sejalan dengan bagian pemasaran (marketing), dan tujuan pemasaran (marketing
objective). Misalya melalui upaya untuk memuaskan bagi pihak pelanggannya
(customer satisfaction).
Kekuatan Marketing Public Relations
Manajemen
Public Relations secara langsung mencoba mendukung promosi perusahaan atau
produk serta pembentukan citra. Ia berfungsi mendukung fungsi pemasaran yang
awalnya seringkali bertolak belakang dengan PR, sehingga kegiatan-kegiatan MPR
harus menjadi bagian atau dipadukan dengan program pemasaran. Misalnya kegiatan
MPR produsen rokok antara lain bertujuan menekan persepsi masyarakat bahwa rokok
adalah musuh masyarakat.
Dulu MPR
lebih dikenal dengan publisitas, yang tugasnya mengusahakan editorial
space-lawan dari paid space-diberbagai media untuk mempromosikan atau
mengkatrol sebuah produk, layanan, gagasan, tempat, tokoh atau organisasi.
Namun MPR memiliki fungsi yang lebih jauh, sekaligus juga sebagai kekuatannya.
Adapun kekuatan MPR tersebut adalah:
1.
Mendukung peluncuran produk: sukses luar biasa produk perangkat lunak Microsoft:
windowe antara lain berkat MPR yang cerdik.
2.
Membantu repositioning produk: kota New York sangat jelek di mata pers sehingga
tahun 1970-an ketika kampanye “I Love New York” diluncurkan. Pemda Yogyakarta
dibantu MarkPlus dan Landor mengkampanyekan “Jogja Never Ending Asia” di
kalangan warga dan wisatawan.
3.
Mempopulerkan kategori produk tertentu: di Amerika, asosiasi dagang dan perusahaan
memanfaatkan MPR untuk menimbulkan minat baru pada komoditas yag menurun
popularitasnya seperti telur, susu, keju, daging, dan kentang.
4.
Mempengaruhi kelompok sasaran tertentu: Agar memperoleh simpati kaum muda,
HM Sampoerna membentuk Yayasan Sampoerna yang programnya antara lain memberi
beasiswa pada ribuan pelajar dan mahasiswa dan mensponsori lomba kreatifitas
film teve anak-anak di kalangan pelajar SD dan SMP. A Mild Live productions
yang mengadakan serangkaian konser di puluhan kota di Indonesia bertujuan
ganda: event retention, yaitu
mengingatkan dan menahan pemakai produk agar tetap setia dan event acquisition, menarik konsumen
baru. Tema music love, loud & legendary Concerts ada tiga, yaitu bernuansa
cinta (Padi dan Sheila on 7), cadas (boomerang dan /rif) dan legendaris Crisye
disesuaikan dengan karakter kotanya masing-masing.
5.
Membela produk yang lagi dalam masalah: ketika Kratingdaeng terganjal masalah
kandungan kafeinnya uang tak sesuai dengan label kemasannya, perusahaan
cepat-cepat meminta maaf dan menarik produknya dari pasaran serta melakukan
langkah-langkah untuk memulihkan citra produk.
6.
Membangun cintra perusahaan uang ikut mengkerek citra produk: menjadi pembicara
di berbagai seminar, talkshow, serta pendirian Musesum Rekor Indonesia adalah
sejumlah upaya Jaya Suprana yang ikut menciptakan citra yang mentuntungkabagi
produk Jamu Jago.
Di saat
efektifitas iklan massa dirasa makin menurun, belakangan pemasar lebih memalingkan
perhatiannya kepada MPR. Mereka menyadari bahwa MPR sangat efektif dalam
membangun awareness dan brand knowledge, baik untuk produk lama
maupun baru. MPR juga sangat efektif untuk berinteraksi dngan masyarakat
setempat dan menjangkau kelompok atau etnis tertentu. MPR juga lebih efektif
dari segi biaya ketimbang iklan. Walau begitu, MPR harus dipadukan dengan
program iklan. Perusahaan Gillete bahkan menyediakan anggaran MPR bagi semua
manager mereknya dan mereka justeru harus mempertanggungjawabkan pada manajemen
puncak kalau tidak menghabiskan anggaran MPR itu.
MPR yang kreatif bisa mempengaruhi awareness public
dengan biaya sepersekian saja dari biaya iklan. Perusahaan tak perlu membayar space atau waktu yang disediakan oleh
media. Mereka hanya cukup menggaji beberapa staf untuk membuat dan menyebarkan
cerita serta mengadakan even-even tertentu. Beberapa perusahaan mensponsori
bahkan menamai even tersebut dengan nama produk atau perusahaan, seperti Gebyar
BCA, Liga Mandiri, HP Hour, dan Kontes Gadis Tiara Sunsilk.
Sementara praktisi humas akan terus membidik public
sasaran melalui media massa, MPR memanfaatkan teknik dan teknologi pemasaran
respon langsung (direct-response
marketing) agar dapat menjangkau
anggota audiens sasaran secara one to one.
Humas dan direct-response marketing
dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan-tujuan berikut:
1.
Menciptakan kegairahan pasar sebelum program ikan dimulai: misalnya, kesempatan
pengumuman produk baru bisa menjadi peluang untuk menggerakan publisitas dan
untuk mendramatisir produk.
2.
Mengembangkan basis pelanggan inti: pemasar makin menyadari pentingnya memelihara
loyalitas pelanggan, lantaran biaya memelihara satu pelanggan ternyata jauh
lebih murah ketimbang menjaring satu pelanggan baru.
3.
Menjalin hubungan one to one dengan para pelanggan: pemasar bisa saja menggunakan
hotline telpon atau nomer telpon 800,
juga internet, untuk menjalin dan menjaga hubungan dengan pelanggan secara
perseorangan.
4.
Mengubah pelanggan yang puas menjadi pembela (advocate): basis data dan
profil konsumen dapat menjamin kepuasan konsumen yang secara sukarela berperan
sebagai model dan jurubicara produk.
5.
Mempengaruhi tokoh berpengaruh: influencer
bisa saja seorang tokoh seperti guru,
dokter, atau apoteker, namun dapat juga seseorang yang memiliki hubungan khas one to one dengan konsumen, seperti
penata rambut, atau pelatih olah raga pribadi.
Kontribusi Marketing Public Relations
Banyak perusahaan yang berpaling ke marketing public relations untuk
langsung mendukung promosi dan pembentukan citra perusahaan atau produk.
Perusahaan tidak hanya harus berhubungan secara konstruktif dengan pelanggan,
pemasok, dan penyalur, melainkan juga harus berhubungan dengan sejumlah besar
masyarakat yang berkepentingan dan public relations meliputi berbagai program
yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau masing
– masing produknya. (Kotler dan Keller, 2007: 277)
Adapun tujuan marketing public relations adalah
meyakinkan konsumen akan merek suatu produk yang sedang dipasarkan dan membina
hubungan baik dengan konsumen melalui program komunikasi pemasaran. Sedangkan
Kotler dan Keller (2008:247) menyatakan bahwa Marketing public relations dapat
berkontribusi terhadap berbagai tujuan pemasaran, yaitu
1.
Meningkatkan kesadaran
2.
Membangun kredibilitas
3.
Menstimulasi tenaga penjual dan saluran perantara
4.
Serta mengurangi biaya promosi
Merujuk kenyataan ini, Philip Kotler yang pertama kali memunculkan konsep megamarketing
yang merupakan perpaduan antara kekuatan public relations dan marketing.
Philip Kotler menampilkan gagasan mega marketing dengan memasukan tambahan dua
unsur “P” lagi pada keempat yang konvensional. Yang pertama adalah Power
yang menyandang potensi push strategi dan public relations yang
menyandang potensi pull strategi. (Adnan Putra, dalam Alifahmi,
1994:16).
2.
Persyaratan Dasar Untuk
Menjadi Seorang Public Relations (Humas)
Seorang
yang bekerja sebagai public relations atau humas disebut HUMAS RELATIONS. Human
Relations merupakan salah satu fungsi manajemen, yang bertujuan untuk
mengembangkan hubungan yang baik antara lembaga atau organisasi dengan
publiknya, mengevaluasi perilaku pubklik, dengan membuat perencanaan,
kebijaksanaan-kebijaksanaan, menggunkan komunikasi yang jelas agar publik dapat memahami dan
menerima rencana atau program yang sudah dibuat. Adapun persyaratan dasar untuk
menjadi seoranga Humas adalah sebagai berikut :
1.
Memiliki
kemampuan untuk mengamati, menganalisis persoalan-persoalan yangterjadi. Seorang Human Relation harus memahami
masalah-masalah yang terjadi. Dia harus bisa mengamati dan menganalisis masalah
tersebut, apa yang menyebabkan dan bagaimana jalan keluar terhadap masalah yang
dihadapi tersebut.
2. Memiliki kemampuan untuk menarik
perhatian. Kemampuan untuk menarik
perhatian publik atau masyarakat sangatlah dibutuhkan oleh seorang Human
Relation agar bisa dipercayai. Karena seorang Human Relation harus memberi
informasi kepada masyarakat, mengubah sikap dan tinggkahlaku masyarakat dan
mensinerjikan sikap dan perbuatan masyarakat dengan perusahaan. Jika ia sudah
mampu untuk menarik perhatian orang-orang disekitarnya maka ia sudah bisa
menjadi seorang Human Relation.
3. Memiliki kemampuan mempengaruhi
publik atau masyarakat. Mempengaruhi publik atau masyarakat harus bisa dilakukan oleh
seorang Human Relation, sebab jika publik atau masyarakat sudah terpengaruh
maka seorang Human Relation akan lebih mudah untuk mencapai tujuan sesuai
dengan harapan perusahaan.
4.
Mempunyai kemampuan untuk menjalin hubungan
baik. Seorang human Relation harus bisa menjalin hubungan baik, baik
dengan perusahaan maupun dengan publik atau masyarakat karena seorang Human
Relation merupakan komunikasi dua arah yang saling menunjang, menginformasikan, mempertahankan dan
memproomosikan kepada konsumen sehingga terciptanya saling pengertian.
5.
Kemampuan
Berkomunikasi Mampu berkomunikasi dengan baik terhadap orang-orang yang
memiliki aneka ragam karakter. Itu berarti harus mampu dan harus mau berusaha
memahami serta terkadang bersifat setoleran mungkin kepada orang yang mungkin
dihadapinya tanpa harus menjadi seorang penakut atau penjilat. Kemampuan
berkomunikasi seorang humas ini baik secara lisan maupun tulisan, kemampuan
tersebut harus mutlak dimiliki oleh seorang humas. seni berkomunikasi memberi
arti kemampuan seseorang untuk dapat mendengarkan yang sama baiknya dengan
kemampuan untuk berbicara. Banyak orang berkeinginan untuk terus berbicara
sementara dia berpura-pura mendengarkan apa yang dikatakan lawan bicaranya.
Seseorang harus dapat menyampaikan informasi yang mudah dimengerti dan diingat
serta mampu menjadi pendengar yang baik. Seorang praktisi harus mampu
memanfaatkan semua media komunikasi yang ada.
6. Kemampuan
Bergaul kemampuan bergaul tidak harus dinyatakan dalam sikap yang selalu
menyanjung atau memuja orang lain. Tetapi lebih diwujudkan dalam bentuk
kemudahan dan keluwesan memasuki pergaulan dalam masyarakat atau public
tertentu, memiliki toleransi yang cukup dan selalu berusaha memahami orang
lain.
7. Kemampuan Mengorganisasi kemampuan mengorganisasi
dapat diartikan sebagai kemampuan mengantisipasi problem yang kemungkinan
terjadi, ada pendapat yang mengatakan bahwa organisasi yang baik adalah seorang
yang dilahirkan dengan pembawaan yang pesimitis, dalam artian selalu
mengkhawatirkan ada hal-hal yang belum beres dalam pekerjaannya. Mereka tidak
pernah optimis sampai segalanya berakhir dengan sukses. Harus mampu berpikir
jernih dan obyektif, tidak jarang sesuatu yang telah direncanakan dengan
matang, ditengah jalan mendapat hambatan yang tidak diduga.
8. Kepribadian yang Jujur meskipun celaan, sinisme, atau kritik banyak
diarahkan kepada seorang Public Relations, bahkan terkadang dicemooh sebagai
tukang obat atau dukun dengan segala ilmu gaibnya seakan-akan mampu mengatasi
semua persoalan perusahaan, namun seorang public relations harus tetap menjadi
orang yang berkepribadian yang baik dan jujur. Tidak ada seorang public
relations pun yang dapat bekerja secara efektif tanpa dirinya dapat diterima
tanpa dirinya sebagai seorang yang memiliki pribadi yang jujur dan dapat
dipercaya.
9.
Imajinasi yang Kuat seorang public relations harus mempunyai
kemampuan untuk menciptakan gagasan atau ide-ide baru, mampu memecahkan
problema yang dihadapi, mengembangkan imajinasinya untuk menciptakan
kreatifitas kerjanya
Tetapi sebagai suatu propesi, didalam
melaksanakan tugas-tugasnya Public Relations seperti juga propesi-propesi
lainnya, baik dalam bidang pemerintahan maupun sosial, perusahaan, dan
lain-lain tidak boleh lepas dari faktor integrity sebagai landasan utamanya.
Ini sesuai apa yang ditemukan dalam buku Howard Stephenson Handbook Of Public
Relations. Bagian kaliamt terakhir ini berarti, bahwa sesuatu bidang yang belum
dapat disebut bidang yang sangat diperlukan dalam suatu profesi yaitu mempunyai
integritas dan dedikasi untuk memperhatikan kebutuhan-kebutuhan publik dan
menghormati kepentingan-kepentingan mereka sebagai manusia.
Ruang lingkup humas
Dalam kenyataan sehari- hari istilah
humas sering di kacukan dengan istilah “periklanan”, “pemasaran”, “penjualan”,
“publisitas”, dan bahkan “propaganda”. Meskipun di antara istilah-istilah ini
terdapat hubungan yang erat (sebagai aspeknya memang tumpang-tindih), namun
humas merupakan suatu entitas tersendiri yang memiliki definisi berbeda.
Kita dapat membedakan humas dari
iklan pertama-tama dari segi tujuannya. Tujuan periklanan adalah penjualan
melalui persuasi. Sedangkan tujuan humas yaitu penyajian berbagai informasi dan
pendidikan atau penyuluhan untuk menciptakan saling paham.
Kegiatan terpandu humas dan periklanan
itu sering disebut sebagai “pendidikan pasar” (market education). Humas itu
memang merupakan kegiatan praktis dan
bisa diandalkan guna meraih pangsa pasar yang takkan dapat direbut bila kita bila kita semata-mata mengandalkan
periklanan saja. Hal ini terutama sekali berlaku apabila produknyabaik berupa barang maupun jasa,atau pasarnya benar-benar baru.
.