Monday, 25 May 2015

public relations dalam 1. MARKETING PUBLIC RELATIONS 2. KUALIFIKASI PROFESI PUBLIC RELATIONS a. Persyaratan dasar apa saja ? b. Apakah anda memenuhi syarat ?



11.      MARKETING PUBLIC RELATIONS
22.      KUALIFIKASI PROFESI PUBLIC RELATIONS
a.       Persyaratan dasar apa saja ?
b.      Apakah anda memenuhi syarat ?






1.      MARKETING PUBLIC RELATION
            Sejak 1990-an, awal dari pasar terbuka di era globalisasi abab 21, berbagai kegiatan bisnis khususnya bidang pemasaran sudah tidak lagi mengacu kepada konsep-konsep pemasaran konvensional yang di pergunakan pada tahun 1960-an. Contohnya formula, 4 Ps (Product,Price, Promotion, and Placement), Basic marketing: A Manajerial Approach atau yang dikenal dengan Marketing Mix, Marketing Segmentarion, Marketing Concept,dan lain sebagainya. Dari E. ( Jerome Mc Carthy 1996 ), Bacic marketing: A manajerial Approach atau yang dikenal dengan marketing mix, marketing segmentarion, marketing concept, dan lain sebagainya.
            Selama kurung waktu 1970-an, muncul kosep-konsep pengembangan bidang pemasaran yang baru dan lebih dikenal dengan istilah pemasaran strategik (strategic marketing), positionin, social marketing, macro marketing, global marketing dan mega marketing.
            Tahun 1980-an, muncul lagi konsep-konsep pemasaran yang lebih khusus dan lebih spesifik cakupannya. Konsep-konsep tersebut tidak lagi hanya menfokuskan orientasi penjualannya kepada segi ”what” dari kuantitas penjualan produknya demi menjaga kepentingan pihak produsen untuk memperoleh kepentingan ekonomi yang setinggi-tingginya. Tetapi, konsep-konsep tersebut mulai melihat segi “how” mengenai pemasaran yang berorientasi kepada kepuasan pihak konsumen atau pelanggannya.
            Apa yang dijelaskan diatas dikenal dengan pengembangan konsep-konsep pemasaran yang lebih spesifik melalui kiat-kiat PR yang mengacu kepada Customer Oriented, Relationship Customer dan Marketing, After Sales Servis, Telemarketing, TV Media Marketing, Individual Marketing, Direct Marketing dan lain sebagainya.
1.      Konsepsi Marketing Public Relations
             Adalah Philip kotler yang pertama kali memuncurkan konsep mega marketing yang merupakan perpaduan antara kekuatan PR dan marketing mix. Kemudian muncul lagi istilah Marketing Public Relations sebagai pengembangan tahap berikutnya dari konsep berikutnya dari konsep sebelumnya.(Mega Marketing ) yang di populerkan oleh  Thomas l.Harris (1991) melalui bukunya berjudul The marketer’s Guide to Public Relations konsepnya sebagai berikut:
             “Marketing Public Relations is the process of planning and evaluating programs, that encourage purchase and customer through credible communicaton of information and impression that identify companies and their products with the needs,  concerns of customer.”  (Marketing Public Relations adalah sebuah proses perencanaan dan pengevaluasian program yang meransang penjualan dan pelangganhal tersebut dilakukan melalui pengkomunikasian informasi yang kredilebel dan kesan-kesan yang dapat menghubungkan perusahaan, produk dengan kebutuhan serta perhatian pelanggang).


           Secara umum pengertian marketing Public Relations adalah fungsi manajemen dimana manajemen mengevaluasi perilaku masyarakat, mengidentifikasi dan mencari tahu minat masyarakat kemudian menyusun program dan melaksanakannya untuk menciptakan pengertian di masyarakat.
             Public Relations adalah “Keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya”. Teguh Meinanda, 1989 : 36 (The British Institute Of Public Relations) : "
             Sedangkan, pengertian umum Marketing Public Relations merupakan suatu proses perencanaan, pelaksanaan dan pengevaluasian program-program yang dapat meransang pembelian dan kepuasan konsumen melalui pengkomunikasian informasi yang dapat di percaya dan melalui kesan- kesan positip yan di timbulkan dan berkaitan dengan identitas perusahaan atau produknya sesuai kebutuhan, keinginan, perhatian dan kepentingan bagi para konsumennya.
             konsep MPR (marketing PR) dari Thomas L Harris. (1991)  tersebut di atas tidak jauh berbeda dari pengertian yang di definisikan oleh Philip Kotler, yaitu: "marketing public relations works because it adds value to produc through its unique abality to lend credibility to product message".
             pengertian konsep MPR tersebut secara garis besarnya terdapat tiga taktik (there ways strategy) untuk melaksanakan program dalam mencapai tujuan (goals), yaitu pertama bahwa public relations merupakan potensi untuk menyandan suatu tarik pull stretegi  (menarik) sebagai penyandang, push strategi (untuk mendorong) dalam hal pemasaran . dan taktik ketiga, pass strategy sebagai upaya mempengaruhi atau menciptakan opini publik yang menguntungkan.
             Pengertian pemasaran (marketing) yang ada disini tidak lagi dalam pengertian sempit, tetpi berkaitan dengan aspek-aspek perluasan pengaruh informative, persuasive dan eduktif baik segi perluasan pemasaran ( makes a marketing ) atas suatu produk barang atau jasa yang di luncurkan.   
                 
            Program marketing public relations tersebut di satu sisi, merupakan upaya  untuk :
        a. meransang (push)
        b. pembelian dan sekaligus dapat memberikan nilai-nilai (addedvalue)
        c. kepuasan pelanggan yang telah menggunskan prouknya.
           Tujuan program PR dalam marketing Publik Relations dapat dilihat antara lain sebagai berikut :
1.  Upaya meningkatkan mutu,kuantitas dan kualitas produk dan jasa pelayanan   bank.
2.  Meningkatkan jumlah para nasabah bank melalui kiat promosi dan publikasi serta pelayanan prima dan sebagainya (product oriented).
3.  Membujuk masyarakat atau nasabah bank melalui kiat promosi dan publikasi  serta Pelayanan menarik, dan menguntungkan, hadiah-hadiah dan lain sebagainya, sebagai Peransang melalui taktik, push, pull and Pass strategy of MPR.
4. Mengkomunikasikan manfaat dan daya guna jasa perbankan melalui kiat membujuk (persuasive) dan slongam atau kata-kata yang menarik (magic word), seperti “Bank kami tumbuh bersama usaha anda” (Customer need oriented)
                       Memperoleh publisitas tinggi melalui berbagai aktivitas dan program kerja CPR (Corporate Public Relations), yaitu melalui:
*      Pembelian berbagai macam hadiah menarik, souvenir, gift ways pada cara-cara tertentu (special events & PR work programme).
*      Pelaksanaan seminar, prestasi dan lokakarya  dengan tema pembicara yang menarik melalui acara sponsorship atau kerja sama pihak pers dan lembaga lainnya.
*      Kepedulian terhadap lingkungan hidup; social and environment care, serta bidang kesejahteraan masyarakat lainnya.
*      Membentuk membership yang keanggotaannya terdidiri dari nasabah yang setia untuk membentuk suatu kegiatan tertentu sebagai pengikat melalui  funs clubs lain sebagainya.

       2. Peranan Marketing Public Relations 
            Marketing Public Relations (MPR), sebagaimana dijelaskan sebelumnya, merupakan perpaduan (sinergi) antara pelaksanaan program dan strategi pemasaran (marketing strategi implementation) dengan aktivitas program kerja Humas (work program of PR) dalam upaya meluaskan pemasaran  dan demi mencapai kepuasan konsumennya (customer satisfaction).
                       Fungsi pemasaran tersebut sebagai mana di jabarkan dalam buaran pemasaran
           (marketing mix ), yaitu : product, price, placement  and promotion, yang merupakan
            sarana untuk mencapai tujuan pemasaran (marketing objectives), yaitu :
·      Mengadakan riset pasar, untuk mendapatkan informasi bisnis yang sesuai   dengan kebutuhan dan keinginan konsumennya
·      Menciptakan produk yang sesuai dari hasil riset pasar tersebut
·      Menentukan harga produk yang rasional dan komperetif
·      Menentukan dan memilih target konsumen
·      Merencanakan dan melaksanakan kampanye promosi produk (pre-project selling) yang akan diluncurkan, serta mampu bersaing  di marketplace dan cukup menarrik (eyes catching) baik segi kemasan, maupun kualitas produk yang di tawarkan terhadap konsumennya
·      Komitmen terhadap pelayanan purna jual.


                        Jika semua itu dialaksanakan maka kepuasan pelanggang akan terpenuhi (Kotler, 1993). Kesimpulan tersebut mengacu kepada ”Marketing is the idea of satisfying the needs of customers by means of the product and the whole cluster  of things associated with creating, delivering and finally consumming it”. (Marketing adalah sebuah ide untuk memuaskan keinginan pelanggan dengan menampilkan produk dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya, yang diasosiasikan dengan pembuatan, pendistribusian dan akhirnya pengkomunikasian produk tersebut).
                        Dalam perkembangan aktivitas terakhir ini, MPR cukup efektif dan efisien dalam penyebaran pesan atau informasi. Selain itu MPR mengandung kekuatan membujuk (persuasive approach) dan sekaligus mendidik (educated) masyarakat atau pubiliknya.ditambah kecangihan media elektronik juga memberikan berbagai manfaat bagi marketing public relation. Diantara manfaat tersebut adalah sebagai berikut.
·         Dapat lebih efektif dan efisien dalam pengunaan pembiayaan publik kasi menggikat semakin tinginya biaya promosi di media massa (komersial).
·         Saling melengkapi (koplementer) dengan promosi periklanan.
·         Dapat meningkatkan kredibilitas (kepercayaan) dari pesan-pesan yang disampaikan melalui jalur public relations, sehingga dapat menembus situasi yang relatif sulit dijangkau oleh iklan atau memiliki kemampuan menjembatani kesenjangan informasi jika disampaikan melalui teknik periklanaan serba terbatas itu.
·         Kampanye melalui iklan mempunyai keterbatasan pada ruang (space) dan waktu (timely) yang tersedia di media elektronik dan media cetak, oleh karena itu penggunaan promosi iklan tersebut harus membeli ruang dan waktu skiarnya agar pesan/informasi dapat dimuat atau ditanyakan oleh media bersangkutan. Sedangkan kampanye melalui public relations tidak membeli space media agar dapat di muat/ditayangkan. Pesan-pesan atau informasi PR tersebut di olah dan di kemas sedemikian rupa dalam bentuk suatu berita (news) artikel sponsor (advertorial) atau feature sehingga mampu menarik perhatian bagi penmbaca atau pemirsanya.

     Perbedaan-perberdaan antara pemasaran dan public relations tetap ada, tetapi perbedaan kedua peranan tersebut bisa di persempit atau di upayakan titik temu perannya (equal function) dalam hal pencapaian tujuan utamanya (main objective) dan khalayak sasaran (target audience).
       3.  Faktor-faktor  penyebab di butuhkannya strategi MPR
           Ada beberapa faktor yang menyebabkan “dibutuhkannya” taktik dan strategi       marketing public Relations dalam tatanan baru organisasi atau perusahaan, khususnya dalam era kompetitif dan krisis moneter sekarang ini. Menurut kolter (1993) menyebutkan di antara faktor tersebut adalah sebagai berikut :
a.       Meningkatnya biaya promosi periklanan yang tidak seimbang dengan hasil keuntungan yang diperoleh dan keterbatasan tempat.
b.      Persaingan yang ketat dalam promosi dan publikasi, baik melalui media elektronik maupun media elektronik maupun media cetak dan sebagainya.
c.       Selera konsumen yang cepat mengalami perubahan dalam waktu telatif pendek (tidak royal), karna banyakknya pilihan atau substitusi atas produk yang ditawarkan di pasar.
d.      Makin menurunnya perhatian atau minat konsumen terhadap tayangan iklan, karna pesan dalam iklan yang kini cendarung berlebihan dan membosankan perhatian konsumennya.
            Upaya menghilangkan faktor-faktor negatif dalam kampanye peluncuran produk (product launching campaing) melalui periklanan komersial komersial tersebut di atas, atau paling tidak dengan menggunakan kekuatan sinergi “marketing PR” Itu, diharapkan dapat menjembatani kesenjangan-kesenjangan (hambatan) yang terjadi dalam penyampaian penyampaian pesan atau informasi mengenai produk melalui teknik periklanan dan diselaraskan. Sehingga pesan-pesannya (message) dapat mempengaruhi opini publik atau selera pihak konsumennya.
               Jadi menurut Kotler (1993:268) peranan Marketing Public Relations dalam upaya mencapai tujuan utama organisasi atau perusahaan dalam berkompetisi, secara garis besarnya yaitu sebagai berikut.
1.      Menumbuhkembangkan  kesadaran konsumennya terhadap produk yang tengah diluncurkan itu.
2.      Membangun kepercayaan konsumen terhadap citra perusahaan atau manfaat (benefit) atas produk yang ditawarkan/dignakan
3.      Mendorong antusiasme (sales force) melalui suatu artikel sponsor (advetorial) tentang kegunaan dan manfaat suatu produk.
4.      Menekan biaya promosi iklan komersial, baik di media elektronik maupun  media cetak dan sebagainya demi tercapainya efisiensi biaya.
5.      Komitmen untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen, termasuk upaya mengatasi keluhan-keluhan (complaint handling) dan lain sebagainya demi tercapainya kepuasan pihak pelanggan.
6.      mengkomunikasi terus-menerus melalui media PR (House PR Journal) tentang  aktivitas dan program kerja yang berkaitan degan kepedulian sosial dan lingkungan hidup, agar tercapai publikasi yang positif di mata masyarkat/publik.
7.      membina dan mempertahankan citra perusahaan atau produk barang dan jasa, baik kuantitas maupun kualitas pelayanan yang diberikan kepada konsumennya.
8.      Berupaya secara proaktif dalam menghadapi suatu kejadian negatif yang mungkin akan muncul di masa mendatang, misalnya terjadinya krisis kepecayaan, menurunnya citra perusahaan hinga resiko terjadinya krisis manajemen, krisis moneter, krisis multidimensional dan lain sebagainya.

           Pada saat ini program MPR adalah mendefinisikan segmen pasar dan secara strategis merencanakan penguasaan pasar (Kotler, 1993: 268).
          Artinya dalam menghadapi era pasar bebas yang kompetitif atau persaingan yang kian menajam dalam dunia bisnis tersebut, maka target atau sasaran marketing public relations harus lebih di arahkan kepada kepentingan konsumen untuk mendapatkan kepuasan pelanggan dalam hal ini, Robert  Lauterborn berpendapat adanya sifat indikasi pergeseran pilar dasar marketing PR, Kotler (1993: 83), yakni dari bauran pemasarannya (Marketing Mix ; Product, Price Place & Promotion) 4-Ps kea rah Customer Mix (Bauran Konsumen) 4-Cs, sebagai upaya memberikan pelayanannya secara prima (service of excellent). Keempat Cs itu adalah:
·      Customer value (Customer Needs and Wants)
Nilai-nilai konsumen termasuk kebetulan dan keinginannya untuk di perhatikan selain menggantikan nilai atas unsur produknya.
·      Cost to customer
Yakni biaya yang ditanggung oleh konsumen berupa harga danwaktu, serta tanaga yang dibutuhkan untuk memperoleh produk tersebut.
·      Convenient for the customer
Yaitu kemudahan memperoleh produk bagi konsumennya sebagai pengganti unsur dari placenya.
·      Communication
Komponen komunikasi dua arah timbale balik merupakan suatu dialog, dan akan  menggantikan unsur promosinya

              Jadi , perusahaan pemenang adalah yang dapat memenuhi kebutuhan   pelanggan. Secara ekonomis, dan dengan komunikasi yang efektif. Target yang dapat tercapai melelui kiat, taktik dan strategi marketing PR, yaitu sebagai berikut:
·      Melibatkan konsumen dalam pelaksanaan rancangan program kerjanya.
·      Cepat tanggap terhadap informasi dan pelayanan yang memang di butuhkan konsumennya. 
·      Proaktif dalam partisipasinya terhadap program yang di selenggarakan oleh pihak lembaga pemerintah, dan berkaitan erat dengan kepentingan masyarakat luas.

               Kesimpulannya, bahwa target dan tujuan yang hendak di capai dalam strategi Marketing PR harus sejalan dengan bagian pemasaran (marketing), dan tujuan pemasaran (marketing objective). Misalya melalui upaya untuk memuaskan bagi pihak pelanggannya (customer satisfaction).
        
Kekuatan Marketing Public Relations
                           Manajemen Public Relations secara langsung mencoba mendukung promosi perusahaan atau produk serta pembentukan citra. Ia berfungsi mendukung fungsi pemasaran yang awalnya seringkali bertolak belakang dengan PR, sehingga kegiatan-kegiatan MPR harus menjadi bagian atau dipadukan dengan program pemasaran. Misalnya kegiatan MPR produsen rokok antara lain bertujuan menekan persepsi masyarakat bahwa rokok adalah musuh masyarakat.

                           Dulu MPR lebih dikenal dengan publisitas, yang tugasnya mengusahakan editorial space-lawan dari paid space-diberbagai media untuk mempromosikan atau mengkatrol sebuah produk, layanan, gagasan, tempat, tokoh atau organisasi. Namun MPR memiliki fungsi yang lebih jauh, sekaligus juga sebagai kekuatannya. Adapun kekuatan MPR tersebut adalah:

1.      Mendukung peluncuran produk: sukses luar biasa produk perangkat lunak Microsoft: windowe antara lain berkat MPR yang cerdik.
2.      Membantu repositioning produk: kota New York sangat jelek di mata pers sehingga tahun 1970-an ketika kampanye “I Love New York” diluncurkan. Pemda Yogyakarta dibantu MarkPlus dan Landor mengkampanyekan “Jogja Never Ending Asia” di kalangan warga dan wisatawan.
3.      Mempopulerkan kategori produk tertentu: di Amerika, asosiasi dagang dan perusahaan memanfaatkan MPR untuk menimbulkan minat baru pada komoditas yag menurun popularitasnya seperti telur, susu, keju, daging, dan kentang.
4.      Mempengaruhi kelompok sasaran tertentu: Agar memperoleh simpati kaum muda, HM Sampoerna membentuk Yayasan Sampoerna yang programnya antara lain memberi beasiswa pada ribuan pelajar dan mahasiswa dan mensponsori lomba kreatifitas film teve anak-anak di kalangan pelajar SD dan SMP. A Mild Live productions yang mengadakan serangkaian konser di puluhan kota di Indonesia bertujuan ganda: event retention, yaitu mengingatkan dan menahan pemakai produk agar tetap setia dan event acquisition, menarik konsumen baru. Tema music love, loud & legendary Concerts ada tiga, yaitu bernuansa cinta (Padi dan Sheila on 7), cadas (boomerang dan /rif) dan legendaris Crisye disesuaikan dengan karakter kotanya masing-masing.
5.      Membela produk yang lagi dalam masalah: ketika Kratingdaeng terganjal masalah kandungan kafeinnya uang tak sesuai dengan label kemasannya, perusahaan cepat-cepat meminta maaf dan menarik produknya dari pasaran serta melakukan langkah-langkah untuk memulihkan citra produk.
6.      Membangun cintra perusahaan uang ikut mengkerek citra produk: menjadi pembicara di berbagai seminar, talkshow, serta pendirian Musesum Rekor Indonesia adalah sejumlah upaya Jaya Suprana yang ikut menciptakan citra yang mentuntungkabagi produk Jamu Jago.

  Di saat efektifitas iklan massa dirasa makin menurun, belakangan pemasar lebih memalingkan perhatiannya kepada MPR. Mereka menyadari bahwa MPR sangat efektif dalam membangun awareness dan brand knowledge, baik untuk produk lama maupun baru. MPR juga sangat efektif untuk berinteraksi dngan masyarakat setempat dan menjangkau kelompok atau etnis tertentu. MPR juga lebih efektif dari segi biaya ketimbang iklan. Walau begitu, MPR harus dipadukan dengan program iklan. Perusahaan Gillete bahkan menyediakan anggaran MPR bagi semua manager mereknya dan mereka justeru harus mempertanggungjawabkan pada manajemen puncak kalau tidak menghabiskan anggaran MPR itu.

MPR yang kreatif bisa mempengaruhi awareness public dengan biaya sepersekian saja dari biaya iklan. Perusahaan tak perlu membayar space atau waktu yang disediakan oleh media. Mereka hanya cukup menggaji beberapa staf untuk membuat dan menyebarkan cerita serta mengadakan even-even tertentu. Beberapa perusahaan mensponsori bahkan menamai even tersebut dengan nama produk atau perusahaan, seperti Gebyar BCA, Liga Mandiri, HP Hour, dan Kontes Gadis Tiara Sunsilk.
Sementara praktisi humas akan terus membidik public sasaran melalui media massa, MPR memanfaatkan teknik dan teknologi pemasaran respon langsung (direct-response marketing) agar dapat menjangkau anggota audiens sasaran secara one to one. Humas dan direct-response marketing dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan-tujuan berikut:
1.      Menciptakan kegairahan pasar sebelum program ikan dimulai: misalnya, kesempatan pengumuman produk baru bisa menjadi peluang untuk menggerakan publisitas dan untuk mendramatisir produk.
2.      Mengembangkan basis pelanggan inti: pemasar makin menyadari pentingnya memelihara loyalitas pelanggan, lantaran biaya memelihara satu pelanggan ternyata jauh lebih murah ketimbang menjaring satu pelanggan baru.
3.      Menjalin hubungan one to one  dengan para pelanggan: pemasar bisa saja menggunakan hotline telpon atau nomer telpon 800, juga internet, untuk menjalin dan menjaga hubungan dengan pelanggan secara perseorangan.
4.      Mengubah pelanggan yang puas menjadi pembela (advocate): basis data dan profil konsumen dapat menjamin kepuasan konsumen yang secara sukarela berperan sebagai model dan jurubicara produk.
5.      Mempengaruhi tokoh berpengaruh: influencer bisa saja seorang tokoh seperti  guru, dokter, atau apoteker, namun dapat juga seseorang yang memiliki hubungan khas one to one dengan konsumen, seperti penata rambut, atau pelatih olah raga pribadi.

Kontribusi Marketing Public Relations
Banyak perusahaan yang berpaling ke marketing public relations untuk langsung mendukung promosi dan pembentukan citra perusahaan atau produk. Perusahaan tidak hanya harus berhubungan secara konstruktif dengan pelanggan, pemasok, dan penyalur, melainkan juga harus berhubungan dengan sejumlah besar masyarakat yang berkepentingan dan public relations meliputi berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau masing – masing produknya. (Kotler dan Keller, 2007: 277)

Adapun tujuan marketing  public relations adalah meyakinkan konsumen akan merek suatu produk yang sedang dipasarkan dan membina hubungan baik dengan konsumen melalui program komunikasi pemasaran. Sedangkan Kotler dan Keller (2008:247) menyatakan bahwa Marketing public relations dapat berkontribusi terhadap berbagai tujuan pemasaran, yaitu
1.      Meningkatkan kesadaran
2.      Membangun kredibilitas
3.      Menstimulasi tenaga penjual dan saluran perantara
4.      Serta mengurangi biaya promosi
Merujuk kenyataan ini, Philip Kotler yang pertama kali memunculkan konsep megamarketing yang merupakan perpaduan antara kekuatan public relations dan marketing. Philip Kotler menampilkan gagasan mega marketing dengan memasukan tambahan dua unsur “P” lagi pada keempat yang konvensional. Yang pertama adalah Power yang menyandang potensi push strategi dan public relations yang menyandang potensi pull strategi. (Adnan Putra, dalam Alifahmi, 1994:16).
2.         Persyaratan Dasar Untuk Menjadi Seorang Public Relations (Humas)
            Seorang yang bekerja sebagai public relations atau humas disebut HUMAS RELATIONS. Human Relations merupakan salah satu fungsi manajemen, yang bertujuan untuk mengembangkan hubungan yang baik antara lembaga atau organisasi dengan publiknya, mengevaluasi perilaku pubklik, dengan membuat perencanaan, kebijaksanaan-kebijaksanaan, menggunkan komunikasi  yang jelas agar publik dapat memahami dan menerima rencana atau program yang sudah dibuat. Adapun persyaratan dasar untuk menjadi seoranga Humas adalah sebagai berikut :

1.     Memiliki kemampuan untuk mengamati, menganalisis persoalan-persoalan yangterjadi. Seorang Human Relation harus memahami masalah-masalah yang terjadi. Dia harus bisa mengamati dan menganalisis masalah tersebut, apa yang menyebabkan dan bagaimana jalan keluar terhadap masalah yang dihadapi tersebut.
2.     Memiliki kemampuan untuk menarik perhatian. Kemampuan untuk menarik perhatian publik atau masyarakat sangatlah dibutuhkan oleh seorang Human Relation agar bisa dipercayai. Karena seorang Human Relation harus memberi informasi kepada masyarakat, mengubah sikap dan tinggkahlaku masyarakat dan mensinerjikan sikap dan perbuatan masyarakat dengan perusahaan. Jika ia sudah mampu untuk menarik perhatian orang-orang disekitarnya maka ia sudah bisa menjadi seorang Human Relation.
3.     Memiliki kemampuan mempengaruhi publik atau masyarakat. Mempengaruhi publik atau masyarakat harus bisa dilakukan oleh seorang Human Relation, sebab jika publik atau masyarakat sudah terpengaruh maka seorang Human Relation akan lebih mudah untuk mencapai tujuan sesuai dengan harapan perusahaan.
4.      Mempunyai kemampuan untuk menjalin hubungan baik. Seorang human Relation harus bisa menjalin hubungan baik, baik dengan perusahaan maupun dengan publik atau masyarakat karena seorang Human Relation merupakan komunikasi dua arah yang  saling menunjang, menginformasikan, mempertahankan dan memproomosikan kepada konsumen sehingga terciptanya saling pengertian.
5.    Kemampuan Berkomunikasi Mampu berkomunikasi dengan baik terhadap orang-orang yang memiliki aneka ragam karakter. Itu berarti harus mampu dan harus mau berusaha memahami serta terkadang bersifat setoleran mungkin kepada orang yang mungkin dihadapinya tanpa harus menjadi seorang penakut atau penjilat. Kemampuan berkomunikasi seorang humas ini baik secara lisan maupun tulisan, kemampuan tersebut harus mutlak dimiliki oleh seorang humas. seni berkomunikasi memberi arti kemampuan seseorang untuk dapat mendengarkan yang sama baiknya dengan kemampuan untuk berbicara. Banyak orang berkeinginan untuk terus berbicara sementara dia berpura-pura mendengarkan apa yang dikatakan lawan bicaranya. Seseorang harus dapat menyampaikan informasi yang mudah dimengerti dan diingat serta mampu menjadi pendengar yang baik. Seorang praktisi harus mampu memanfaatkan semua media komunikasi yang ada.
6.     Kemampuan Bergaul kemampuan bergaul tidak harus dinyatakan dalam sikap yang selalu menyanjung atau memuja orang lain. Tetapi lebih diwujudkan dalam bentuk kemudahan dan keluwesan memasuki pergaulan dalam masyarakat atau public tertentu, memiliki toleransi yang cukup dan selalu berusaha memahami orang lain.
7.    Kemampuan Mengorganisasi kemampuan mengorganisasi dapat diartikan sebagai kemampuan mengantisipasi problem yang kemungkinan terjadi, ada pendapat yang mengatakan bahwa organisasi yang baik adalah seorang yang dilahirkan dengan pembawaan yang pesimitis, dalam artian selalu mengkhawatirkan ada hal-hal yang belum beres dalam pekerjaannya. Mereka tidak pernah optimis sampai segalanya berakhir dengan sukses. Harus mampu berpikir jernih dan obyektif, tidak jarang sesuatu yang telah direncanakan dengan matang, ditengah jalan mendapat hambatan yang tidak diduga.
8.    Kepribadian yang Jujur  meskipun celaan, sinisme, atau kritik banyak diarahkan kepada seorang Public Relations, bahkan terkadang dicemooh sebagai tukang obat atau dukun dengan segala ilmu gaibnya seakan-akan mampu mengatasi semua persoalan perusahaan, namun seorang public relations harus tetap menjadi orang yang berkepribadian yang baik dan jujur. Tidak ada seorang public relations pun yang dapat bekerja secara efektif tanpa dirinya dapat diterima tanpa dirinya sebagai seorang yang memiliki pribadi yang jujur dan dapat dipercaya.
9.     Imajinasi yang Kuat  seorang public relations harus mempunyai kemampuan untuk menciptakan gagasan atau ide-ide baru, mampu memecahkan problema yang dihadapi, mengembangkan imajinasinya untuk menciptakan kreatifitas kerjanya
                  Tetapi sebagai suatu propesi, didalam melaksanakan tugas-tugasnya Public Relations seperti juga propesi-propesi lainnya, baik dalam bidang pemerintahan maupun sosial, perusahaan, dan lain-lain tidak boleh lepas dari faktor integrity sebagai landasan utamanya. Ini sesuai apa yang ditemukan dalam buku Howard Stephenson Handbook Of Public Relations. Bagian kaliamt terakhir ini berarti, bahwa sesuatu bidang yang belum dapat disebut bidang yang sangat diperlukan dalam suatu profesi yaitu mempunyai integritas dan dedikasi untuk memperhatikan kebutuhan-kebutuhan publik dan menghormati kepentingan-kepentingan mereka sebagai manusia.

Ruang lingkup humas
             Dalam kenyataan sehari- hari istilah humas sering di kacukan dengan istilah “periklanan”, “pemasaran”, “penjualan”, “publisitas”, dan bahkan “propaganda”. Meskipun di antara istilah-istilah ini terdapat hubungan yang erat (sebagai aspeknya memang tumpang-tindih), namun humas merupakan suatu entitas tersendiri yang memiliki definisi berbeda.
             Kita dapat membedakan humas dari iklan pertama-tama dari segi tujuannya. Tujuan periklanan adalah penjualan melalui persuasi. Sedangkan tujuan humas yaitu penyajian berbagai informasi dan pendidikan atau penyuluhan untuk menciptakan saling paham.
            Kegiatan terpandu humas dan periklanan itu sering disebut sebagai “pendidikan pasar” (market education). Humas itu memang merupakan kegiatan praktis  dan bisa diandalkan guna meraih pangsa pasar yang takkan dapat direbut  bila kita bila kita semata-mata mengandalkan periklanan saja. Hal ini terutama sekali berlaku apabila produknya
baik berupa barang maupun jasa,atau pasarnya benar-benar baru.
.

Manajemen dan Audit Lingkungan Artikel ISO 14001 Sebagai Pengelolaan Lingkungan Standar

1.1 Latar B e la k a n g   Untuk   mem e nuhi k e butuhan k e hidupan manusia mem e rluk a n sumb e rd a y a a lam, b e r...